TRIBUNNEWS.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, memberi sinyal bakal kembali terjun ke dunia politik setelah bebas usai menjalani hukuman atas kasus suap Wisma Atlet Hambalang.
Anas Urbaningrum mengatakan ia akan berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN), I Gede Pasek Suardika, soal rencananya kembali ke dunia politik.
Anas mengaku butuh masukan dan pertimbangan dari para sahabat terkait rencananya tersebut.
"Itu nanti setelah lebaran dibicarakan dengan Pak Pasek dan kawan-kawan."
"Saya ingin mendengar juga masukan-masukan pertimbangan dari para sahabat, agar pada saatnya diputuskan seperti apa itu akan menjadi sesuatu yang maslahat," kata Anas Urbaningrum di Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (17/4/2023).
Sebelumnya, hal senada juga telah disampaikan Anas Urbaningrum ketika pulang kampung ke rumah orang tuanya di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar beberapa waktu lalu.
Baca juga: Anas Urbaningrum Sebut Bakal Ada Pembicaraan dengan Gede Pasek, Bahas Peluang Dirinya Jadi Ketum PKN
Ia menegaskan baru akan bicara soal politik setelah lebaran 2023.
Termasuk soal jabatan Anas nanti di PKN, partai yang dipimpin oleh sahabatnya.
"Urusan politik nanti pada waktunya saya akan ngobrol khusus dengan teman-teman, sahabat-sahabat dan senior," ujar Anas saat ditemui di rumah orang tuanya di Blitar, Rabu (12/4/2023), dikutip dari Surya.co.id.
"Habis lebaran lah, baru ngobrol soal itu," sambungnya.
Peluang Jadi Ketua Umum PKN
Jauh hari sebelum Anas Urbaningrum bebas dari Lapas Sukamiskin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Gede Pasek Suardika memastikan sahabatnya itu akan berlabuh ke PKN.
Meski demikian, saat itu Gede Pasek belum membeberkan soal jabatan yang akan diduduki Anas.
"Soal jabatan nanti gampang itu," katanya saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (30/1/2023).
Pasca-kebebasan Anas Urbaningrum, Gede Pasek mengungkapkan sudah ada pembicaraan internal soal jabatan sang sahabat.
PKN, kata Gede Pasek, membebaskan kepada Anas untuk memilih jabatan apapun, termasuk Ketua Umum.
Gede Pasek mengaku rela melepaskan jabatan sebagai Ketua Umum jika Anas memang menginginkan kursi nomor satu di PKN.
"Termasuk jika mau ambil posisi ketua umum, saya pun akan saya berikan. Tidak masalah, karena jabatan bagi saya bukanlah yang utama dalam karir politik saya," tegas Gede Pasek saat mendampingi Anas Urbaningrum ke Blitar, Rabu (12/4/2023).
Keseriusan Gede Pasek ini kembali diutarakan pada Minggu (16/4/2023).
Baca juga: Nama Anas Urbaningrum Masuk Daftar Capres Survei SMRC, Ungguli Puan Maharani dan Surya Paloh
Ia memastikan akan menyerahkan jabatan Ketua Umum PKN kepada Anas jika memang diperlukan.
"Sehingga Mas AU (Anas Urbaningrum) mau jabatan apapun saya berikan. Termasuk jabatan Ketua Umum," ungkapnya saat dihubungi Wartakotalive.com, Minggu.
Terkait hal itu, Gede Pasek mengaku tak masalah. Lantaran, ia dan Anas sudah terbiasa bekerja tim.
Tak hanya itu, Gede Pasek lebih mementingkan nilai politik yang bisa ditawarkan ke publik ketimbang menjabat sebagai Ketua Umum.
"Enggak masalah (jabatan diserahkan), karena kita terbiasa kerja team work dan jabatan bagi saya bukan yang utama."
"Tapi, value nilai politik yang bisa tawarkan ke publik itu yang lebih penting bagi saya," ungkapnya.
Gede Pasek melanjutkan, Anas Urbaningrum merupakan sosok yang turut membuat PKN.
Namun, saat itu Anas masih berada di Lapas Sukamiskin.
"Orang beliau juga yang membuat partai ini bersama-sama, hanya secara fisik beliau masih ada di dalam (lapas)," pungkasnya.
Magnet Politiknya Belum Mati
Nama Anas Urbaningrum masuk dalam daftar calon presiden (capres) 2024 survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) periode 11-14 April 2023.
Dalam format survei terbuka, responden ditanya siapa yang akan mereka pilih sebagai Presiden RI jika Pemilihan Presiden (Pilpres) digelar saat ini.
Hasilnya, Anas Urbaningrum berada di peringkat 12 dengan elektabilitas 0,3 persen.
Meski termasuk kecil, elektabilitas Anas Urbaningrum ini melebihi Ketua DPR RI, Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Baca juga: Kronologi Anas Urbaningrum Janji Siap Digantung di Monas Jika Terbukti Korupsi, Kini Kekeh Tak Salah
Puan Maharani berada di urutan 15 dengan elektabilitas 0,1 persen.
Sementara, Surya Paloh tepat di bawah Anas Urbaningrum dengan elektabilitas 0,2 persen.
Menanggapi hal itu, sahabat Anas sekaligus Ketua Umum PKN, Gede Pasek Suardika, mengatakan survei SMRC menjadi bukti magnet politik Anas belum mati.
Ia menyebut upaya menjatuhkan Anas Urbaningrum lewat desain kriminalisasi, terbukti gagal.
Justru, kata Gede Pasek, nama Anas terbukti masih dilirik meski baru beberapa hari bebas dari Lapas Sukamiskin.
"Upaya mematikan magnet politik AU dengan desain kriminalisasi terbukti gagal, sebab hanya beberapa hari keluar dari Sukamiskin namanya masih dilirik," ujarnya kepada media, Selasa (18/4/2023).
Lebih lanjut, Gede Pasek mengatakan masuknya nama Anas dalam survei capres dapat menjadi pesan, berkompetisi dalam dunia politik harus adil.
Meski hak Anas Urbaningrum dipilih dari jabatan publik dicabut untuk lima tahun ke depan, Gede Pasek meyakini tidak ada yang tidak mungkin.
"Ini harusnya jadi pesan bahwa kompetisi politik harus fair. Jangan main kasar, main bunuh kompetitor dengan cara jahat dan kotor."
"Bertanding terbuka dan ksatria, jangan main belakang dan nabok nyilih tangan. Misalnya kalah calonnya di Kongres lalu cari cara dengan kekuasaannya mematikan pemenangnya," urainya,
"Putusan manusia bisa kalah dengan kehendak semesta. Soal bagaimana caranya tentu itu tangan Tuhan yang nanti akan bekerja," sambungnya.
Dorongan Bergabung ke PKN
Wakil Ketua Umum PKN, Gerry Hukubun, berharap Anas Urbaningrum bisa benar-benar bergabung dengan partainya.
Alasannya, lantaran Anas adalah bagian dari PKN.
Baca juga: Berpeluang Jadi Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum akan Komunikasi dengan Gede Pasek setelah Lebaran
"Memang seharusnya begitu (bergabung) karena Mas Anas itu bagian dari PKN ini bisa berdiri."
"Jadi peran Mas Anas sangat penting bagaimana PKN dari pertama kali dibentuk sampai jadi," kata Gerry kepada Tribunnews.com, Selasa (18/4/2023).
Atas hal tersebut Gerry mengungkapkan bahwa mantan ketua umum Partai Demokrat itu harus bergabung ke PKN.
"Jadi tentu beliau harus bergabung. PKN ini hampir semua pengurusnya loyalisnya Mas Anas."
"Jadi ketika mereka tahu ada hubungan antara kita dan Mas Anas teman-teman dari daerah itu berbondong-bondong untuk menjadi relawan di daerahnya masing-masing," tegasnya.
Menurut Gerry antusias masyarakat tersebut karena ketokohan yang ada pada Anas Urbaningrum.
"Tentu itu karena ketokohannya Mas Anas yang membuat seperti itu. Jadi peran Mas Anas sangat vital," tutupnya.
Gede Pasek sendiri pernah mengatakan PKN memang disiapkan sebagai kendaraan politik Anas Urbaningrum agar bisa bangkit kembali usai bebas dari Lapas Sukamiskin.
"Memang PKN disiapkan untuk kebangkitan AU untuk mengikuti jejak Anwar Ibrahim di Malaysia," ungkapnya, Senin (30/1/2023).
Lebih lanjut, Gede Pasek berharap Anas akan bangkit kembali setelah menyelesaikan masa pidana penjara.
"Jika AI (Anwar Ibrahim) yang dikriminalisasi dengan penjara dengan dakwaan korupsi dan pelecehan seksual, tetapi bangkit dengan parpol baru hingga akhirnya bangkit kembali menjadi pemimpin nasional, tentu AU (Anas Urbaningrum) juga bukan hal mustahil untuk senasib dengan AI."
"Kan Malaysia dan Indonesia saudara serumpun," urainya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rahmat W Nugraha/Chaerul Umam, Surya.co.id/Yusron Naufal Putra, Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)