TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belasan ribu personel gabungan dikerahkan untuk pengamanan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada Senin (1/5/2023).
Total ada 12.914 personel TNI-Polri, dan pemerintah provinsi disiagakan untuk mengamankan kegiatan May Day di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
"Polri siap mengawal dan mengamankan massa buruh menyampaikan aspirasinya. Namun penyampaikan pendapat dan aspirasi harus dilakukan secara tertib, aman dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho dalam keterangannya, Senin (1/5/2023).
Sandi merinci untuk di Jakarta, terdapat 4.216 personel yang meliputi 3.318 personel Polri, 690 personel TNI dan 208 personel dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Empat titik yang menjadi konsentrasi massa buruh, yakni di Istana Negara, Gedung MPR/DPR RI, Lapangan Panahan Senayan dan GOR Rawa Badak Jakarta Utara," ucapnya.
Sementara di wilayah Polda Jawa Barat Sandi menyampaikan sebanyak 1.019 personel gabungan telah disiapkan untuk mengamankan peringatan May Day.
Kemudian di Polda Jawa Tengah menurunkan sebanyak 4.319 personel gabungan dan Polda Jawa Timur 3.360 personel gabungan.
Di sisi lain, untuk mengantisipasi terjadinya gangguan lalu lintas, lanjut Sandi, pihaknya telah menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas di sekitar titik aksi.
Penerapan daripada kebijakan tersebut bersifat situasional melihat perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.
Baca juga: Hari ini 50.000 Buruh Kepung Istana Negara, MK dan May Day Fiesta di Istora Senayan
Diketahui, Partai Buruh dan organisasi serikat buruh lainnya di Indonesia akan menggelar aksi peringatan Hari Buruh atau May Day di Istora Senayan, Jakarta pada Senin, 1 Mei 2023.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan dalam peringatan May Day nanti, ada 7 isu yang akan diangkat.
"Ada 7 isu yang akan diangkat dalam May Day 1 Mei 2023," kata Said Iqbal dalam konferensi pers daring, Sabtu (29/4/2023).
Di antaranya, Partai Buruh menuntut pencabutan aturan Omnibus Law Cipta Kerja, mencabut Parliamentary Threshold 4 persen dan Presidential Threshold 20 persen, menuntut pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT) , menolak RUU Kesehatan, menuntut reforma agraria dan kedaulatan pangan, meminta masyarakat memilih calon presiden yang pro buruh dan kelas pekerja, serta deklarasi penghapusan outsourcing dan tolak upah murah.
Sebagai informasi pada peringatan Hari Buruh atau May Day yang jatuh pada Senin, 1 Mei 2023 mendatang, puluhan ribu buruh akan menggelar aksi di depan Istana Negara dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta Pusat. Pelaksanaan aksi akan berlangsung mulai pukul 09.30 - 12.30 WIB.
Partai Buruh dan organisasi serikat buruh lainnya akan bergabung dengan target massa 100 ribu orang. Sampai Sabtu ini, kata dia, jumlah massa yang sudah terkonfirmasi akan hadir sudah sebanyak 50 ribu orang.
"Jumlah massa diperkirakan sekitar target kami 100 ribu orang, tetapi baru terkonfirmasi hari ini 50 ribu orang lebih akan ikut aksi massa di depan Istana dan Gedung MK," kata Said Iqbal.
Para buruh yang ikut meramaikan aksi May Day pada 1 Mei mendatang berasal dari berbagai wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Setelah aksi di Istana dan Gedung MK selesai, massa buruh akan bergeser menuju Istora Senayan. Di lokasi ini digelar May Day Fiesta yang berlangsung sampai pukul 17.00 WIB.
Pada acara May Day Fiesta nanti, akan diisi oleh pidato-pidato para pimpinan buruh, beberapa deklarasi, serta orasi politik dari Presiden Partai Buruh.
Beberapa kandidat calon presiden juga disebut Said Iqbal bakal hadir. Namun saat ini nama-nama tersebut belum ada yang mengonfirmasi untuk hadir.