TRIBUNNEWS.COM - Inilah informasi peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari ini, Kamis 4 Mei 2023.
Mengutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Berdasarkan laporan dari BMKG, cuaca ekstrem terjadi di 32 wilayah di Indonesia.
Terpantau di wilayah Nusa Tenggara Timur berpotensi terjadi angin kencang.
Sedangkan hujan disertai kilat dan angin kencang terjadi di 3 wilayah.
Kemudian di 28 wilayah lainnya akan mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Kamis, 4 Mei 2023: 28 Wilayah Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan kilat/petir dan angin kencang:
- DKI Jakarta
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
Wilayah yang berpotensi terjadi angin kencang:
- Nusa Tenggara Timur
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: 31 Wilayah Berpotensi Hujan, Kamis 4 Mei 2023
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia pada 3-4 Mei 2023
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Kamis, 4 Mei 2023: 27 Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang
Bibit Siklon Tropis 93W terpantau di Filipina bag tengah dengan kecepatan angin maksimal 20 knot dan tekanan udara minimum 1010.6 mb.
Bibit siklon ini bergerak perlahan ke arah Barat Laut dengan potensi menjadi siklon dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori Rendah.
Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Kalimantan Utara dan dari Papua hingga Papua Barat yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar sistem bibit siklon tersebut.
Daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Selat Malaka hingga Aceh, dari bengkulu hingga Sumatera Barat, di Selat Karimata, dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat, di Kalimantan Selatan, di Sulawesi bag tengah, dan di Laut Banda serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di perairan utara Aceh dan di Laut Sulawesi.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerh konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)