Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyatakan, pemerintah telah menyiapkan rekayasa cuaca untuk mendukung perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Moeldoko, pihaknya melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) telah menyiapkan pesawat untuk melakukan bom awan.
"Jadi kalau dari udara yang mendekat ke sini, awannya tebal, nanti disiram dengan garam supaya cair," kata Moeldoko kepada wartawan di KM Sinabung, Labuan Bajo, Selasa (9/5/2023) malam.
Baca juga: Rara Pawang Hujan Datang ke Labuan Bajo dan Lakukan Ritual: Kawasan Pelabuhan Kembali Cerah
Selain itu, Moeldoko tak menampik bahwa kedatangan Rara 'Si pawang hujan' ini, sebagai bagian dari rekayasa cuaca yang dilakukan untuk kelancaran KTT ASEAN.
"Tadi saya sudah koordinasi dengan kepala koordinator pengamanan KTT ASEAN dari kepolisian. Di antaranya kita juga mengantisipasi local wisdom seperti itu kalau memang itu bermanfaat untuk kepentingan kita, kenapa enggak," ungkapnya.
Libatkan Pawang Hujan
Rara Istiati Wulandari atau dikenal dengan sebutan Mbak Rara, turut hadir di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk membantu kelancaran ajang KTT ASEAN SUMMIT ke-42 Tahun 2023.
Mbak Rara diketahui kerap membantu acara kenegaraan maupun ajang besar lainnya yang digelar di Indonesia, satu di antaranya saat MotoGP Mandalika, NTB, pada tahun lalu.
Mbak Rara tiba di Labuan Bajo pada Selasa (9/5/2023), di mana dirinya langsung menuju Pelabuhan Marina.
Diketahui, Pelabuhan Marina menjadi salah satu tempat pelaksanaan KTT ASEAN SUMMIT bagi pemimpin Negara dan delegasi-delegasi dari negara-negara peserta KTT.
Mengutip PosKupang.com, saat di pelabuhan terlihat Mbak Rara melakukan ritual, di mana kondisinya di lokasi hujan rintik-rintik di kawasan Pelabuhan multiprose itu.
Mbak Rara mengelilingi kawasan itu dengan menjalankan ritualnya untuk menggeser hujan.
Saat wartawan hendak mengambil video, foto dan live, Mbak Rara sempat tidak mau karena masih menjalankan ritual.