TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, tingkat kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi variabel baru dalam konstelasi politik di Pilpres 2024.
Menurutnya, selama tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi terus berada di atas 70 persen, maka peran Jokowi menjadi sangat penting.
Qodari menilai, dari tiga calon presiden yang potensial ada di papan atas, terdapat dua calon yang mengusung gagasan berkesinambungan, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Sementara yang mengusung gagasan perubahan yaitu Anies Baswedan.
“Anies Baswedan ini peluangnya baru besar kalau tingkat kepuasan kepada Jokowi itu rendah, tapi kenyataannya tinggi. Terakhir itu ada survei dari LSI tingkat kepuasan kepada Jokowi 82 persen agak sulit menurut saya suaranya Anies ini untuk unggul sejauh tingkat kepuasannya Jokowi tinggi,” kata Qodari, dalam keterangannya, Kamis (11/5/2023).
Namun, Qodari menyebut akan berbeda hasilnya jika kepuasan kepada Presiden Jokowi rendah, maka hal itu dapat diartikan sebagai sinyal masyarakat menginginkan adanya perubahan kebijakan dan hal itu menjadi berkah bagi koalisi partai perubahan yang mencalonkan Anies Baswedan.
“Tapi kalau tingkat kepuasan Jokowi itu turun rendah misalnya 50 persen bahkan 40 persen, maka peluang penantang perubahan itu akan tinggi karena masyarakat itu nggak mau ada yang sekarang, tetapi ingin sesuatu yang berbeda,” ujarnya.
“Kalau kepuasan kepada Jokowi di bawah 50 persen justru yang didukung oleh Jokowi bisa kalah karena masyarakat tidak puas,” imbuhnya.
Dikatakan Qodari, Anies Baswedan sulit mengulangi kesuksesannya di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, dimana saat itu posisi Anies rata-rata berada di peringkat ke tiga tetapi berhasil menjadi pemenang.
Pasalnya, Qodari berpandangan, pada Pilpres 2024 tidak ada sosok atau tokoh seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat itu blunder dengan peristiwa di Kepulauan Seribu yang menyinggung surat Al-Maidah Ayat 51.
Selain itu, ada faktor Jokowi yang tingkat kepuasannya tinggi dan menjadi acuan masyarakat.
“Tahun 2017 memang nomor tiga (Anies) jadi nomor satu, tetapi di Pilpres 2024 tidak ada Ahok ikutan, jadi kalau lawannya Ahok menurut saya bisa terjadi lagi Mas Anies Itu dari nomor tiga jadi nomor satu,” ucapnya.
Selain itu, Qodari juga menilai kandidat capres penerus pemerintahan Presiden Jokowi, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto tidak memiliki profil seperti Ahok.
“Ganjar Jawa bukan Cina, agamanya Islam bukan Kristen, istrinya santri kemudian Prabowo oke dia keluarganya, ibunya Kristen, kakaknya Katolik, adiknya Kristen, tapi dia Prabowo Islam dan dia orang Jawa juga,” ujarnya.