"Ketika mau merdeka itu, kita masih dibayang-bayangi penjajahan Jepang dan Belanda yg mau datang lagi."
"Untuk itulah norma 'Indonesia Asli' dibuat, utk mencegah agar tidak terbuka peluang/kesempatan bagi orang Jepang atau Belanda jadi Presiden Indonesia. Jadi niatnya bukan utk menyekat keturunan 'timur asing' yang saat itu juga ada yg ikut berjuang utk kemerdekaan Indonesia," jelasnya.
Jansen juga mengatakan bahwa perdebatan terkait 'warga negara Indonesia asli' telah selesai usai adanya amandemen UUD 1945.
Menurutnya, perdebatan istilah tersebut di masa kini hanya digunakan untuk kebutuhan politik praktis saat mendekati Pilpres serta bertujuan untuk memecah belah.
"Menghilangkan kata 'asli' itu adalah bukti kebhinekaan kita yg kesekian di bangsa ini. Dan harus diakui, ini juga adalah sebuah 'kerelaan dan kelapangan dada yg luar biasa dari (kita) Pribumi' untuk menghilangkan sekat itu," tuturnya.
"Agar semua etnis di bangsa ini (baik dizaman kolonial dia masuk kelompok Timur Asing meliputi Tionghoa, Arab, India dll ataupun dia Bumiputera) saat ini, sekarang ini, bisa merasakan kemerdekaaan yg sama, punya kesempatan yg sama dan tidak ada lagi diskriminasi," sambung Jansen.
Anies Unggah Surat Buya Hamka yang Diberikan ke Kakeknya
Anies baru saja mengunggah surat dari Buya Hamka yang ditujukan kepada kakenya, AR Baswedan.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, surat tersebut ditujukan ke kakeknya pada tahun 1974.
Pada caption unggahan tersebut, Anies menulis bahwa surat Buya Hamka ke kakenya juga dimuat di majalah Panji Masyarakat.
"Mengenang dan membaca kembali surat dari Buya Hamka kepada kakek di tahun 1974, yang kemudian juga dimuat di majalah Panji Masyarakat," tulisnya dalam unggahan yang diposting pada Jumat (12/5/2023).
Baca juga: NasDem Bantah Pernyataan Rommy PPP soal Klaim Anies Baswedan Buka Diri Jadi Cawapres
Dalam tulisan yang cukup panjang tersebut, salah satu hal yang disinggung oleh Buya Hamka adalah terkait peranakan arab.
Di akhir surat yang dimuat dalam empat halaman majalah Panji Masyarakat itu, Buya Hamka menyebut bahwa kakek Anies Baswedan adalah orang berpendirian.
Selain itu, Buya Hamka juga menuliskan bahwa 'golongan' kakek Anies sudah bangga untuk menjadi bagian dari Indonesia.