Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendampingi Presiden RI Joko Widodo pada acara Puncak Penanaman Mangrove Nasional di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk-Jakarta Utara, Senin (15/5/2023).
Presiden Jokowi dalam acara tersebut sempat menyapa jajaran TNI di seluruh Indonesia melalui video conference yang telah menjalankan program ini di seluruh negeri.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada TNI dan Polri juga pecinta dan penggiat lingkungan yang telah bersama-sama merehabilitasi hutan Mangrove,” ungkap Presiden Jokowi.
Jokowi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hingga Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menghadiri acara puncak penanaman mangrove serentak seluruh Indonesia yang digelar Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Taman Wisata Alam Kapuk Angke, Jakarta Utara, Senin (15/5/2023).
Jokowi tiba sekitar pukul 16.50 WIB di dermaga bambu lokasi penanaman mangrove.
Presiden yang mengenakan kaos putih lengan panjang langsung nyebur ke lokasi penanaman. Presiden diapit oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Pejabat lainnya yang berada di bagian depan lokasi penanaman sejajar dengan Presiden yakni Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, Menteri LHK Siti Nurbaya, KSAL Muhammad Ali, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Penanaman Mangrove Nasional tersebut dilakukan secara serengak oleh Jajaran TNI dan Polri di Seluruh Indonesia. Penanaman Mangrove dilaksanakan di 37 provinsi di 370 lokasi penanaman dengan jumlah 1.100.169 bibit mangrove yang ditanam.
Jokowi mengatakan Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia yakni 3,3 juta hektar. Hutan mangrove tersebut kata Jokowi harus dirawat dan dipelihara.
“Kalau di tempat-temlat yang kritis kita tanami kembali. sehingga jangan sampe ada hutan mangrove kita yang rusak,” katanya.
Baca juga: Saat Jokowi dan Prabowo Nyebur Tanam Mangrove
Presiden mengatakan mangrove sangat penting untuk mengembalikan habitat sejumlah hewan. Mulai dari kepiting, burung, biawak, monyet, hingga ikan.
“Ini dalam rangka juga melindungi pesisir kita dari kemungkinan nanti adanya perubahan iklim sehingga air laut naik atau ada gelombang besar bisa menahan. ini proteksi alam yang memang kita perlukan,” pungkasnya.