Laporan Wartawan Tribunnews.com, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo diminta hati-hati memilih Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pengganti Jhonny G Plate.
Presiden saat ini telah menunjuk Menkopolhukam Mahfud MD sebagai Menkominfo.
Namun demikian, beberapa tokoh seperti Sandiaga S Uno, Wishnutama Kusubandio, Hary Tanoesoedibjo dan Jenderal TNI (Purn) Muhammad Andika Perkasa dirumorkan akan mengisi jabatan tersebut.
Dari nama-nama tersebut, nama Hary santer diberitakan apalagi sudah beberapa kali menghadap Presiden Joko Widodo.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menyoroti jika Hary menjabat sebagai Menkominfo.
Menurut Trubus, ia berpotensi memiliki konflik kepentingan yang sangat besar terhadap bisnisnya.
Baca juga: Pengamat: Kemunculan Hary Tanoe ke Istana Perkuat Dugaan Kemungkinan Reshuffle Kabinet
Ia berpotensi dapat membuat kebijakan yang bisa mengarahkan masyarakat menggunakan salah satu bisnis yang dimilikinya.
Trubus menyoroti banyaknya stasiun televisi yang dimiliki Hary Tanoe yang bisa berdampak pada Pilpres 2024.
"Apa lagi setelah pemerintah membuat kebijakan analog switch-off (ASO), banyak masyarakat kurang mampu kesulitan untuk menonton tv teresterial karena ketiadaan Set Top Box (STB). Seharusnya STB bagi masyarakat kurang mampu menjadi tanggung jawab pemenang tender TV digital,”kata Trubus dalam keterangannya, Senin (22/5/2023).
Trubus Rahadiansyah berharap Presiden Joko Widodo dapat memilih sosok pengganti Johnny G Plate bukan dari kalangan politik dan memiliki keterikatan dengan bisnis yang akan ia awasi.
Sebab jika Menkominfo memiliki konflik kepentingan dengan bisnisnya atau parpolnya, regulasi yang nantinya akan dikeluarkan Kemenkominfo akan bias.
Waspadai korupsi kebijakan
Trubus meminta agar siapapun yang menjadi Menkominfo tidak melakukan korupsi kebijakan.