TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua faktor utama yang membuat elektabilitas atau tingkat keterpilihan calon presiden (capres) Prabowo Subianto terus meningkat mengalahkan dua pesaing utamanya Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Dua faktor itu adalah dukungan atau endorsement Presiden Jokowi kepada Prabowo dan kegagalan Piala Dunia U-20 di Indonesia yang berimbas kepada elektabilitas Ganjar.
Elektabilitas Prabowo terus meningkat setidaknya bulan ini berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei.
Baca juga: Survei Capres Mei 2023: Ini Perbandingan Hasil 7 Lembaga Survei, Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat
Terbaru adalah hasil survei Litbang Kompas menempatkan Prabowo mendapat 24,5 persen.
Ganjar memperoleh 22,8 persen sedangkan Anies mendapat 13,6 persen suara.
Persaingan Ketat Ganjar dan Prabowo
Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas menjelaskan meski Prabowo unggul dari Ganjar, elektabilitas kedua tokoh tersebut hanya tertahan dan sama seperti hasil survei pada Juni 2022.
Namun ada beberapa faktor yang membuat Prabowo mengungguli Ganjar, semisal kekecewaan responden terhadap pernyataan Ganjar di Piala Dunia U20 membuat beberapa pendukung Ganjar beralih ke Prabowo.
Menurut Toto dalam beberapa riset konstituen partai nasionalis akan berpindah ke sesama partai nasionalis.
Ketika terjadi kekecewaan terhadap Ganjar, pemilihnya berpindah.
"Hitungan kami kalau dari angka tinggal 63 persen dari total yang tetap mendukung Ganjar sebagai presiden, sementara 12,5 persen lari ke Prabowo, gara-gara U20. Sisanya menjadi tidak tahu dan juga masih menunggu," ujar Toto di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (21/5/2023).
Gara-gara Pernyataan Ganjar
Di kesempatan yang sama Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan selain kekecewaan gagalnya Piala Dunia U20 di Indonesia, dukungan Presiden Jokowi juga menjadi faktor naiknya elektabilitas Prabowo.
Dalam survei Indikator Politik, elektabilitas Prabowo sejak Maret 2023 mengalami rebound.
Padahal di bulan Februari 2023, Prabowo menduduki peringkat ketiga survei capres dan survei terbaru Prabowo mendapat peringkat pertama di atas Ganjar dan Anies.
Burhanuddin menyatakan riset Indikator Politik ada dua yang membuat elektabilitas Prabowo naik.
Pertama yakni endorsement Presiden Jokowi.
Kedua yakni pernyataan Ganjar di Piala Dunia U20.
Menurutnya efek dukungan Presiden Jokowi yang tidak hanya ke Ganjar membuat elektabilitas Prabowo ikut meningkat.
Tak hanya itu endorsement Presiden Jokowi kepada Prabowo juga memakai bahasa dalam istilah komunikasi low context. Misalnya 2024 jatahnya Pak Prabowo, kemudian Pak Prabowo the next president.
Hal ini yang membuat publik mudah mencerna maksud dari pernyataan Presiden Jokowi ke Prabowo.
Di sisi lain dukungan Presiden Jokowi tidak lepas dari tingkat kepuasan publik. Di bulan Maret 2023 misalnya ada peningkatan kepuasan publik yang cukup tajam dibanding akhir tahun 2022.
Hal ini memberi kabar baik buat capres yang diasosiasikan dengan Presiden Jokowi.
"Nah ketika elektabilitas Anies menyalip Prabowo di November 2022, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah itu drop 6 poin. Jadi ada korelasi dengan tingkat kepuasan publik dengan kandidat capres yang diasosiasikan dengan Presiden Jokowi," pungkas Burhanuddin.
Pengakuan Gerindra
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengakui peningkatan elektabilitas Ketua Umum Prabowo Subianto tidak terlepas dari kinerja di Kementerian Pertahanan.
Hal tersebut telah terbukti dari sejumlah survei yang menyatakan Prabowo menjadi salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju yang kinerjanya baik.
Menurutnya kinerja Prabowo di Menhan juga tidak terlepas dari kondisi geopolitik saat ini yang menuntut bakal calon presiden dari Partai Gerindra itu harus bekerja ekstra.
Semisal perang Rusia-Ukraina, ketegangan Amerika-China, hingga ketegangan laut China Selatan.
Di sisi lain Habiburokhman mengakui selain kinerja di pemerintahan ada peran Presiden Jokowi yang membuat elektabilitas Prabowo meningkat.
"Memang Pak Jokowi tidak pernah secara resmi, secara formal menyampaikan dukungan kepada Pak Prabowo, tapi kita melihat publik memahami gestur politik Pak Jokowi," ujar Habiburokhman di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (21/5/2023).
Habiburokhman menjelaskan gestur politik Jokowi terhadap Prabowo dilakukan di berbagai macam kegiatan, mulai dari sambutan Presiden Jokowi di HUT Partai Perindo, aktivitas bersama di tiga kota, yang terbaru saat Prabowo mendampingi Presiden menanam mangrove di Jakarta Utara.
"Jadi bergabunglah antara efek dari Jokowi dan Prabowo effect ini," ujarnya.
Respons PDI Perjuangan
Politikus PDI Perjuangan Eriko Sotarduga meyakini elektabilitas Ganjar Pranowo bakal meningkat seiring PDIP mendaftarkan Ganjar dan pasangannya ke KPU.
Menurut Eriko, Ganjar baru 33 hari dideklrasikan sebagai bakal capres PDIP sehingga butuh sosialisasi yang gencar untuk memperkenalkan program yang digagas Ganjar nantinya.
Berbeda dengan Prabowo yang jauh-jauh hari sudah diresmikan sebagai bakal calon presiden oleh Partai Gerindra.
"Mas Ganjar dideklarasikan Bu Mega baru 33 hari dan baru mengunjungi Indonesia, baru enam provinsi. Kalau Pak Prabowo kan sudah lama, ini kan prosesnya masih berjalan," ujar Eriko.