TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, menggelar pelatihan komunikasi storynomics tourism untuk siswa jurusan Tata Boga di SMKN 60 Jakarta.
Pelatihan edukatif ini dilaksanakan secara luring di SMKN 60 Jakarta, pada tanggal 15 Maret 2023.
Tujuannya agar siswa jurusan Tata Boga di SMKN 60 Jakarta punya kemampuan dalam melakukan pendekatan komunikasi storynomics tourism sebagai strategi promosi dan pengembangan pariwisata, khususnya melalui media sosial.
Baca juga: Cara Unik Ilham Schode Memperkenalkan Seluk Beluk Pariwisata Indonesia
Tujuannya agar dapat dimanfaatkan dimanapun mereka berada dan bekerja, dan dapat ikut serta mendongkrak wisata kuliner atau pariwisata dalam negeri.
Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, ketua tim dalam kegiatan pelatihan ini menjelaskan, siswa dari jurusan Tata Boga diharapkan dapat ikut serta mendukung subsektor kuliner Indonesia atau menjadi penyedia makanan dan minuman, yang merupakan bagian dari amenitas yang menjadi ikon kepariwisataan pada suatu daerah.
Rossa Pandjaitan sapaanya menjelaskan, kuliner bukan hanya dapat dicicipi pada saat berkunjung ke suatu destinasi wisata saja, tetapi juga dapat dikemas sebagai oleh-oleh, dan menjadi salah satu faktor penting dalam promosi pariwisata.
Selain itu, menurut Rossa Pandjaitan, berdasarkan laporan EKRAF Tahun 2022, subsektor kuliner pemberi kontribusi paling besar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif Indonesia, yaitu 41,5 persen, selain fesyen (17,7 persen) dan kriya (15 persen).
Demikian halnya pada tahun 2010-2017.
Baca juga: Ganjar Ajak Masyarakat Manfaatkan Medsos untuk Promosi Potensi Pariwisata Daerah, Bukan Mencaci Maki
Bahkan pada tahun 2019 tercatat paling tinggi memiliki kontribusi dalam distribusi tenaga kerja, seperti dilaporkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf (2021) dalam laporan tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut Rossa Pandjaitan, storynomics tourism merupakan padu padan dari kata “storynomics”, yang dielaborasikan dengan kegiatan kepariwisataan atau dengan menggunakan kekuatan budaya sebagai nyawa dari destinasi pariwisata, sehingga muncul istilah storynomics tourism.
"Storynomics ini merupakan konsep pendekatan komunikasi atau teknik ataupun tata cara bercerita, yang mengedepankan narasi, konten kreatif, dan living culture," kata Rosa dalam keterangan yang diterima, Jumat (26/5/2023).
Menurutnya, konsep ini sudah lama ada, dan biasanya digunakan untuk penanaman etika dan membentuk pendidikan karakter Bangsa.
Selain itu, dapat juga digunakan untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang tinggi dan sumber inspiratif untuk pengembangan budaya populer di era global. Konsep ini baru dipopulerkan kembali oleh Robert McKee & Thomas Gerace dalam bukunya yang berjudul Storynomics: Story-Driven Marketing in the Post-Advertising World, tahun 2018.
Menurut McKee & Gerace, storynomics ini juga dapat digunakan sebagai marketing transformation approach dan solusi untuk mengganti pendekatan iklan yang bagi mayoritas konsumen sering dinilai menggangu.