News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perempuan Hamil di Bawah Usia 20 Tahun di Bulukumba Sulsel Tahun 2022 Tercatat 673, Ini Penyebabnya

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - 673 perempuan usia di bawah 20 tahun tercatat hamil di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada tahun 2022.

TRIBUNNEWS.COM, UJUNG BULU - 673 perempuan usia di bawah 20 tahun tercatat hamil di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada tahun 2022.

Selain itu, terdapat 5.518 orang ibu hamil pada rentang usia 20-34 tahun dan 902 orang pada usia di atas 35 tahun. Total keseluruhan adalah 7.093 orang.

Baca juga: Fenomena Pernikahan Dini di Bangka Belitung, Kini di Urutan 20 Se-Indonesia

Dari total tersebut, terdapat 1.103 orang yang melahirkan di bawah usia 20 tahun, 4.708 orang pada rentang usia 20-34 tahun, dan 1.170 orang pada usia di atas 35 tahun.

"Hampir 10 persen dari total ibu hamil berusia di bawah 20 tahun," ujar Humas Pemkab Bulukumba, Andi Ayatullah, pada Senin (29/5/2023).

Upaya Intervensi Pernikahan Dini

Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI AKB) melaksanakan kegiatan Posyandu Remaja berbasis Sekolah di Kabupaten Bulukumba.

Kegiatan Posyandu Remaja diinisiasi oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Bulukumba, yang merupakan anggota Pokja III Percepatan Penurunan AKI dan AKB Bulukumba.

Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah, Satnawati, menyampaikan pernikahan anak masih sering terjadi dan juga kasus AKI dan AKB.

Baca juga: Pernikahan Dini di Sulawesi Selatan Urutan 14 di Indonesia, Terbanyak di Kabupaten Wajo

Baru-baru ini, terjadi kasus kematian seorang ibu berusia 18 tahun bersama bayinya akibat keracunan selama kehamilan.

Posyandu Remaja merupakan program unggulan dari Nasyiatul Aisyiyah yang diberi nama PASHMINA.

PASHMINA merupakan wadah bagi para remaja untuk mengembangkan diri, bertukar pikiran tentang kesehatan dan kesehatan reproduksi, serta mendapatkan konsultasi psikologi.

Berdasarkan pemetaan masalah dan kebutuhan, ditemukan bahwa salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dialami oleh remaja adalah kurangnya akses informasi dan konsultasi yang terjangkau.

Berdasarkan kondisi tersebut, Nasyiatul Aisyiyah bekerja sama dengan berbagai pihak yang tergabung dalam Pokja AKI AKB untuk menyediakan akses informasi dan konsultasi terkait kesehatan reproduksi di sekolah agar dapat dijangkau oleh para remaja.

"Layanan informasi dan konsultasi ini berbasis pos-pos yang disesuaikan dengan kebutuhan para remaja," ungkapnya.

Baca juga: Jawa Timur Jadi Provinsi Penyumbang Angka Pernikahan Dini Tertinggi di Indonesia

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini