Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di era digital yang sangat pesat ini, ancaman siber yang semakin kompleks dan terorganisir sehingga diperlukan tim tanggap siber sebagai antisipasi dan menjawab tantangan dampak perubahan teknologi saat ini yang semakin pesat.
Apalagi keamanan informasi merupakan salah satu unsur utama pondasi dalam menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.
Hal ini dikatakan Slamet Aji Pamungkas selaku Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) saat peluncuran Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di Jakarta, baru-baru ini.
"BSSN sangat memperhatikan aspek keamanan siber baik untuk pengguna pemerintah, korporasi, ritel maupun masyarakat secara umum dan tidak dapat dipungkiri transformasi digital mendorong perilaku ekonomi masyarakat yang bisa berdampak terhadap keamanan nasional,"kata Slamet.
Untuk itu, kata dia dalam menjaga keamanan ekonomi digital yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional perlu adanya pengelolaan risiko yang baik.
Baca juga: Cegah Serangan Siber, BSSN Latih Kementerian hingga TNI-Polri Investigasi Dark Web
"Dengan telah disahkan UU Perlindungan Data Pribadi yang melengkapi UU ITE, maka ini menunjukkan tingkat keseriusan pemerintah dalam melindungi masyarakat pada sisi negatif di ruang digital," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Media Telekomunikasi Mandiri, Nurul Kowim mengatakan, Computer Security Incident Response Team merupakan tim tanggap Insiden siber yang berfungsi untuk membantu meningkatkan keamanan, responsibilitas, dan aktif mencegah serta mendeteksi serangan siber.
Tim ini juga berfungsi untuk memperkuat keamanan siber dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan menangani ancaman keamanan dengan cepat dan efektif.
"Mereka bertugas menerima, meninjau, dan menanggapi laporan aktivitas insiden keamanan siber dengan memberikan respon penanggulangan dan pemulihan yang efektif serta mencegah terjadinya insiden siber di masa mendatang," katanya.
Melalui pembentukan tim tanggap insiden siber, kata Nurul, pihaknya bersama BSSN bisa meningkatkan kesadaran pentingnya literasi pengetahuan tentang keamanan siber dan menjawab tantangan-tantangan dalam mengelola risiko keamanan di Indonesia.