Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kalangan pengamat politik dan sejumlah politisi menilai sikap cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap urusan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dianggap sebagai campur tangan kekuasaan terhadap pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Ada yang menilai sah-sah saja namun ada pula yang menganggap tindakan Jokowi tersebut tidak elok bagi seorang Presiden yang masih aktif menjabat.
Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid mengatakan bahwa tindakan cawe-cawe Jokowi bukan cerminan sikap seorang negarawan, melainkan cerminan sikap politisi.
"Ada ungkapan yang sangat terkenal, seorang politisi itu ia hanya berpikir dan bertindak untuk Pemilu mendatang," sindir Kholid, dalam tayangan Dua Arah Kompas TV yang dikutip Tribunnews pada Rabu (7/6/2023).
Ia menekankan, jika Jokowi seorang negarawan, dia hanya akan berpikir dan bertindak untuk menciptakan kemajuan bagi generasi mendatang, bukan ikut campur urusan Pemilu 2024.
"Tapi seorang negarawan, ia berpikir dan bertindak untuk generasi-generasi mendatang, dan ini yang tidak dilakukan oleh Presiden Jokowi," tegas Kholid.
Kholid kembali menegaskan bahwa ikut campur urusan politik itu adalah ranah pimpinan partai politik (parpol), bukan Presiden.
Sehingga seharusnya urusan Pilpres diserahkan kepada pimpinan parpol saja.
Baca juga: Demokrat Sebut Cawe-cawe Jokowi Berkonotasi Negatif: Presiden Harus Mendukung 3 Capres
"Jadi kalau kita melihat apa yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan makna cawe cawe itu, inilah yang kemudian menjadi poin penting. Kalau memang Pemilu itu adalah kewenangan partai politik, pimpinan partai politik, berikan kepada pemimpin partai politik," jelas Kholid.
Baca juga: Pengamat Sebut Cawe-cawe Menunjukkan Presiden Tidak Punya Moral Politik
Sebagai Presiden, kata dia, Jokowi tidak memiliki tugas untuk cawe-cawe urusan Pilpres 2024. "Tidak usah Presiden turut campur dan intervensi dalam proses tersebut," pungkas Kholid.