Inftastruktur dan konektivitas global, kata dia, akan sangat terasa pengaruhnya untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan atau negara maritim dengan letak yang sangat strategis.
Hal tersebut disampaikannya dalam tayangan Podcast Lemhannas RI: Menuju Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 di kanal Youtube Lemhannas RI dikutip Senin (12/6/2023).
"Sehingga di Jakarta Geopolitical Forum keenam dan ketujuh diputuskan tetap menggunakan tema utama geo-maritim," kata Andi.
Bedanya, kata Andi, Jakarta Geopolitical Forum VI membahas secara global mengingat saat itu Indonesia memegang keketuaan G20
Sehingga Jakarta, lanjut dia, Indonesia bisa menawarkan gagasan-gagasan global tentang geo-maritim.
Namun pada Jakarta Geopolitical Forum VII tahun ini, kata Andi, berbarengan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN.
Sehingga, kata dia, fokus pembahasan akan lebih ke wilayah Indo-Pasifik.
"Jadi kita akan berbicara tentang masalah-masalah tradisional yang kita miliki seperti terutama Laut China Selatan, kita juga akan membahas dinamika gelar maritim yang di kawasan ini. Ada indikasi kecenderungan Tiongkok akan menjadi kekuatan maritim utama di kawasan melampaui Amerika Serikat," kata Andi.
"Tapi kita juga melihat bagaimana Amerika Serikat kemudian mengantisipasinya antara lain dengan menggelar minilateral-minilateral baru seperti Quad dan Aukus. Kita juga melihat kemungkinan ada eskalasi ketegangan maritim di kawasan ini yang nanti berpusat di kompetisi Amerika Serikat dan China seputaran Taiwan, Korea, dan juga nantinya di Laut China Selatan," sambung dia.
Kegiatan tersebut akan digelar pada 14 dan 15 Juni 2023 di Jakarta dengan tema "ASEAN's Future: Addresing the Region's Geo-Maritime Rifts".
Dalam gelaran tersebut, sejumlah pakar dan pemerhati geopolitik Asia Tenggara akan diundang.
Mereka di antaranya berasal dari enam negara yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Indonesia.