Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan saat ini Kementerian Pertahanan sedang melakukan peremajaan (refurbishment) terhadap seluruh pesawat tempur yang dimiliki TNI Angkatan Udara.
Ia menjelaskan proses tersebut rata-rata membutuhkan waktu paling cepat 18 bulan.
Proses peremajaan tersebut, kata Prabowo, dilakukan karena pesawat tempur yang dimiliki Indonesia saat ini sudah berusia tua.
"Semua pesawat tempur. Semua kita refurbish, sedang kita laksanakan sekarang," kata Prabowo di kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta Pusat pada Senin (19/6/2023).
Sebagai solusi sementara untuk menanggulangi hal tersebut, kata dia, Kementerian Pertahanan melakukan pengadaan 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 eks Qatar.
Baca juga: Prabowo Segera Kirim Tim Negosiasi Untuk Rencana Akuisisi Pesawat Tempur Mirage 2000-9 Dari UEA
Hal tersebut dilakukan, kata dia, karena pesawat tempur Dassault Rafale yang dibeli Kemhan dari Prancis baru akan siap operasional lima tahun mendatang.
Paling cepat, kata dia, pesawat tempur Dassault Rafale yang dibeli Kemhan akan datang tiga tahun mendatang.
Sementara itu, kata dia, Indonesia membutuhkan pesawat tempur sebagai pertahanan udaranya.
Baca juga: Gerindra Ungkap Isi Pembicaraan Makan Siang Jokowi dan Prabowo di Istana Bogor
"Dan kita harus beli suatu pesawat-pesawat yang bisa segera secepatnya operasional," kata dia.
"Mirage ini yang dari Qatar, adalah Mirage 2000-5. Ini sangat canggih dan merupakan teknologi yang hampir, yang istilahnya sangat compatible dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi menuju ke Rafale," sambung dia.
Akuisisi Mirage 2000-5 Eks Qatar
Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menjelaskan terkait latar belakang hingga nilai kontrak pengadaan pesawat tempur Mirage 2000-5 eks Qatar Air Force.
Ia menjelaskan pengadaan (A) MRCA/Mirage 2000-5 beserta dukungannya dilaksanakan berdasarkan dua surat.