News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat Sebut Pengadaan Alat Sadap Pegasus oleh Negara adalah Bencana Jika Tanpa Pengawasan

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto mengatakan, tak ada yang bisa dilakukan masyarakat sipil untuk mencegah penyalahgunaan alat sadap pegasus. (Tangkapanlayar)

Penerima harus mengeklik tautan dalam pesan agar spyware terunduh.

Namun kini caranya lebih canggih.

Baca juga: 5 Fakta Film Unlocked yang Tayang di Netflix, Pembunuh Berantai yang Sadap Ponsel Gadis Muda

Dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Group, spyware bisa masuk ke ponsel tanpa diduga oleh penggunanya.

Pada 2019, WhatsApp pernah menggugat NSO karena menyelipkan spyware ke sekitar 1.400 ponsel dengan memanfaatkan aplikasi perpesanan tersebut.

Dikatakan bahwa hanya dengan menelepon target lewat WhatsApp, Pegasus diam-diam dapat mengunduh dirinya sendiri ke ponsel.

Bahkan jika target tidak mengangkat panggilan itu pun bisa tiba-tiba terunduh.

Kini Pegasus dilaporkan memanfaatkan kelemahan perangkat lunak iMessage Apple yang berpotensi memberinya akses ke 1 miliar iPhone.

Profesor keamanan siber di University of Surrey di Inggris, Alan Woodward mengatakan, Pegasus mungkin adalah salah satu alat akses jarak jauh yang paling mumpuni, seolah-olah target telah memberikan ponsel ke tangan orang lain.

Pegasus dapat digunakan untuk membaca pesan dan e-mail target, melihat-lihat foto yang mereka ambil, menyadap telepon, melacak lokasi, dan bahkan merekam dari kamera.

Pegasus mengalami perkembangan sehingga mampu menyembunyikan semua jejak perangkat lunak.

Target pun kesulitan untuk mengkonfirmasi apakah ponsel tertentu telah disadap atau tidak.

Hingga kini belum diketahui pasti berapa banyak orang yang ponselnya disadap.

Dari laporan baru oleh media internasional mengatakan lebih dari 50.000 nomor telepon menjadi target.

Namun, Lab Keamanan Amnesty International, salah satu organisasi yang menyelidiki Pegasus, mengaku telah menemukan jejak serangan sukses pada iPhone Juli 2021.

Apple dan Google bahkan menawarkan hadiah kepada peretas, jika memberitahu kekurangan perangkat lunaknya.

Baca juga: Mata-mata Emirat Arab Sadap Email Pribadi Michele Obama dan Istri Sheikh Qatar

Para analis juga percaya, NSO yang stafnya termasuk mantan anggota elite militer Israel, kemungkinan mengawasi dark web yakni tempat hacker sering menjual informasi tentang kelemahan keamanan yang mereka temukan.

Mengutip Nextren.grid.id, penelitian sebelumnya telah mencatat bahwa hebatnya software Pegasus memiliki fitur yang disebut 'bunuh diri'.

Yakni suatu sistem yang dapat menonaktifkan penyebaran malware oleh pelanggan.

Menurut NSO, fitur 'bunuh diri' dapat aktif jika target yang dibidik pindah ke negara.

Alat ini mampu mengesankan jika melihat kemampuan software itu beraksi secara langsung.

Cukup beritahu nomor aktifnya, maka semua isi smartphone bisa dilihat, hanya dalam waktu 5 menit saja.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini