TRIBUNNEWS.COM - Pasien obesitas, Muhammad Fajri dikabarkan meninggal dunia pada hari ini, Kamis (22/6/2023) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh petugas kamar mayat RSCM.
"Iya Fajri meninggal, tapi tidak dibawa ke kamar jenazah. Langsung dibawa dari ruang rawatnya di Gedung A," kata petugas kamar mayat RSCM, dikutip dari TribunJakarta.com.
Sebelumnya, Fajri viral di media sosial karena harus dievakuasi menggunakan alat berat saat akan dibawa dari rumahnya di Pendurenan, Karang Tengah, Ciledug ke RSDU Tangerang pada Rabu (7/6/2023) lalu.
Selain itu, petugas Damkar bersama warga juga sampai harus menjebol dinding rumah Fajri untuk memudahkan evakuasi.
Lalu, dua hari kemudian atau pada Jumat (9/6/2023), Fajri dirujuk ke RSCM untuk perawatan lebih intensif.
Baca juga: Fajri Pengidap Obesitas Sampaikan Pesan ke Tetangga, Minta Dijahitkan Sarung
Sebelumnya Selalu Merintih Kesakitan Tiap Jam 03.00 Subuh
Rintihan Fajri selalu terdengar setiap pukul 03.00 subuh hingga terdengar sampai ke telinga tetangga.
Suara Fajri karena merasakan rasa sakit dan ketidakberdayaannya itu selalu terdengar.
Rintihan Fajri tersebut disampaikan oleh tetangganya, yakni Acim.
"Saya kan di sini (rumah) kalau malam tuh jam 2-3 dini hari, kadang Fajri suka nangis katanya sakit," kata Acim, dikutip dari TribunJakarta.com, Kamis (15/6/2023).
Lantaran khawatir, keesokan harinya Acim menanyakan apa yang terjadi.
Fajri mengatakan kerap mengalami sakit, terutama di kaki dan tangannya pada malam hari.
Enggan Berobat ke Rumah Sakit karena Takut Merepotkan
Fajri yang merasa sakit itu pun tidak mau berobat ke rumah sakit (RS) karena khawatir akan merepotkan tetangga karena berat badannya.
Namun, tidak lama kemudian, Fajri pun tidak mempunyai pilihan karena rasa sakit yang terus mengganggunya.
Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangan Fajri akhirnya mau dibawa ke rumah sakit.
"Sebelumnya kan dia ga pernah mau dibawa berobat, padahal warga sudah pada nyaranin tapi dia selalu gamau. Nah karena ia sakit itu akhirnya mau tuh berobat," papar Acim.
Alhasil, Fajri dievakuasi ke RSUD Tangerang, kemudian dirujuk lagi ke RSCM Jakarta Pusat.
Fajri ditangani oleh 14 dokter dari berbagai bidang keahlian untuk memantau kondisi kesehatan Fajri.
Fajri Disebutkan Punya Riwayat Depresi
Salah satu dokter yang ikut merawat Fajri mengungkapkan ada riwayat depresi.
"Ada riwayat depresi juga dari pemeriksaan di sini," ungkap seorang dokter yang merawat Fajri, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (14/6/2023).
Fajri diketahui juga pernah mengalami kecelakaan kendaraan tiga tahun yang lalu.
"Ya mungkin riawayat kecelakaannya itu yang membuat dia benar-benar tidak beraktivitas. Beraktivitas hanya di satu ruangan, bahkan di ruangan itu dia melakukan semua kegiatan, maaf mulai dari buang air kecil, buang air besar, makan, itu hanya di satu ruangan itu," ucap salah satu dokter.
Baca juga: Direktur Utama RSCM Prediksi Proses Penyembuhan Fajri yang Miliki Bobot 300 Kg Berlangsung Lama
"Jadi memang karena dia kecelakaan itu, membuat dia sangat tidak aktif selama beberapa bulan," imbuhnya.
Jadi, penanganan Fajri saat ini, tim dokter benar-benar memerhatikan berbagai parameter, dari pernapasan hingga infeksi.
"Penanganan kami saat ini, kami benar-benar memerhatikan berbagai parameter, parameter penapasannya, parameter jantungnya, ginjalnya, hormonnya. Kami perhatikan satu per satu dan parameter infeksinya juga," jelasnya.
"Jadi, kami sistemnya lebih melihat, menunggu, dan kemudian menangani apa yang akan terjadi, sambil mengembalikan kondisi pasien," pungkasnya.
Saat Dirawat, RSCM Siapkan Ruang Rawat Khusus
Plt Direktur Utama RSCM, dr. Lies Dina Liastuti mengatakan, RSCM telah menyiapkan ruang rawat khusus untuk Fajri.
Dalam hal ini, kendalanya adalah tidak ada tempat tidur yang bisa ditempati oleh Fajri karena berat badannya tidak memungkinkan.
Berdasarkan estimasi, kata dr. Lies, berat badan Fajri pun diperkirakan mencapai 260 Kg, tetapi pihak RSCM belum bisa memastikan tepatnya berapa karena timbangan untuk itu tidak ada.
"Kami menyiapkan ruang rawat khusus, satu ruangan hanya untuk yang bersangkutan dan tidak bisa di tempat tidur karena berat badan yang tidak memungkinkan adanya tempat tidur sebesar yang dibutuhkan," katanya.
Selain itu, alat-alat ICU yang diperlukan dipindahkan semua ke ruang rawat khusus untuk Fajri guna memonitornya.
"Alat-alat untuk ICU-nya kita tarik untuk kita taruh di sana, untuk memonitor pasien tersebut. Jadi seluruh peralatan kita tarik ke ruangan tersebut dengan memodifikasi ruangannya," ujarnya.
(Tribunnews.com/Rifqah) (TibunJakarta.com/Elga Hikari Putra)