Ia tinggal bersama H.O.S Cokroaminoto sang pemimpin organisasi pergerakan Syarekat Islam (SI).
Seokarno kemudian melanjutkan pendidikannya ke jurusan teknik sipil di THS (Technische Hoogeschool) Bandung pada tahun 1921 dan mendapatkan gelar insinyur sipil (Ir.) pada tahun 1927, dikutip dari SMA Negeri 13 Semarang.
Karier Politik
Baca juga: Puan Maharani: Gelora Bung Karno Menjadi Saksi Lautan Manusia!
Sejak tinggal di Surabaya, Soekarno mulai aktif di dunia politik.
Pemikirannya dipengaruhi H.O.S Cokroaminoto dan teman seperjuangan seperti Alimin, Musso, Darsono, Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
Selama mengenyam pendidikan di THS, ia mendirikan Algemene Study Club pada tahun 1926 yang nantinya menjadi cikal bakal PNI.
Karena aktivitas politiknya, Soekarno pernah menjalani pengasingan pada tahun 1929 ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, di masa penjajahan Belanda.
Ia dipindahkan ke penjara Sukamiskin pada tahun 1930 dan dibebaskan setelah membacakan pledoi berjudul "Indonesia Menggugat".
Seokarno dipenjara lagi pada tahun 1934-1938 karena bergabung dengan Partai Indonesia.
Ia kemudian dipindahkan ke rumah pengasingan di Bengkulu pada 1938-1942.
Menjelang masa penjajahan Jepang, Soekarno dibebaskan pada tahun 1942, dikutip dari Kemdikbud.
Awalnya, Soekarno mendukung kedatangan Jepang di Indonesia, hingga Jepang membentuk Jawa Hokokai, Putera, BPUPKI dan PPKI.
Masa Jabatan Soekarno
Baca juga: Apa Itu Bulan Bung Karno? Dilakukan Setiap Bulan Juni untuk Peringati Ir Soekarno
Setelah perjalanan yang panjang, pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.