Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka mencegah dan mengatasi angka stunting di Kabupaten Trenggalek, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Novita Hardini meluncurkan program kolaboratif yang dikenal dengan sebutan Dapur Cinta (Dapur Cegah dan Atasi Stunting).
Program Dapur Cinta merupakan pengembangan dari program Masak Sareng Sama (SMS) Bu Novita.
Nantinya program ini akan dilaksanakan oleh pemerintah desa/kelurahan melalui pengembangan kelompok atau kelembagaan lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan penanganan stunting yang ada di tingkat desa dan sekitarnya.
"Kita sama-sama ingin membantu menyukseskan program-program dan visi misi Bapak Bupati Kabupaten Trenggalek untuk menurunkan angka stunting dan angka kemiskinan ekstrem yang mana separuh dari populasinya itu adalah perempuan dan anak," kata Novita Hardini, Kamis (6/7/2023).
Mengingat, prevalensi balita stunting di Kabupaten Trenggalek dari hasil SSGI mengalami peningkatan dari 18,1 persen pada tahun 2022 menjadi 19,5 persen pada tahun 2023.
Hal yang berbeda ternyata dari hasil bulan timbang mengalami penurunan dari 7,9 persen pada tahun 2022 menjadi 6,7 persen pada Februari 2023.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Perintahkan Kementerian dan Lembaga Gunakan Anggaran Stunting Secara Efektif
Desa Nol Perkawinan Anak Sukses Tekan Angka Nikah Dini di Trenggalek, Novita Hardini Bagikan Tipsnya
Desa Nol Perkawinan Anak Sukses Tekan Angka Nikah Dini di Trenggalek, Novita Hardini Bagikan Tipsnya
Dalam pencegahan dan penanganan stunting pada balita, peran keluarga sangat penting. Adanya kelompok beresiko stunting harus mendapat penanganan secara optimal.
Ibu hamil dan yang mengalami gangguan gizi harus mendapat penanganan sesuai standar dan mendapat makanan tambahan yang memadai.
"Pos dapur umumnya ada di setiap desa. Pertama kami menyediakan resep resep. Kemudian resep yang kami sediakan akan di sebar di masing-masing dapur umum yang menjadi panduan menu-menu apa saja yang akan dibagikan kepada masyarakat," tutur Novita.
Pemerintah desa/kelurahan dalam melaksanakan Dapur Cinta dibantu oleh kader penggerak dan motivator yang terdiri dari PKK, PPKBD/Sub-PPKBD, dan kader lainnya, termasuk tenaga kesehatan dan mahasiswa magang sebagai pendamping.
Baca juga: Berhasil Turunkan Angka Stunting dan Kemiskinan, Pemkot Surabaya Raih Penghargaan MKK dari BKKBN
Sementara pemerintah kabupaten selain berfungsi sebagai regulator dan fasilitator, juga berperan dalam melakukan edukasi, pendampingan dan pembinaan teknis melalui dinas terkait dan para petugasnya yang berada di tingkat desa.
Kemudian ada pendanaan yang bersumber dari APBD utamanya dari Dinas Kesehatan kurang lebih sebesar Rp 4,5 hingga Rp 5,5 miliar yang digunakan untuk memproduksi dapur cinta di setiap desa.
Meskipun angkanya yang cukup besar, namun Bupati Trenggalek yang sama sama ikut dalam peluncuran program ini tetap mengajak peran serta masyarakat.
"Makanya butuh dukungan berbagai pihak dan kerjasama dan dukungan berbagai pihak untuk bisa memberikan bantuan makanan bergizi bagi masyarakat yang berada di kemiskinan ekstrem dan lebih-lebih balita stunting. Termasuk ibu yang hamil dan juga menyusui," ucap Novita.
“Lahir baru salah satu inovasi Progresive yang akan menjadi kunci pembuktian bahwa negara memang harus benar benar hadir untuk masyarakat. Perempuan tidak boleh terkungkung dalam kemiskinan terstruktur. Pentingnya pemberdayaan perempuan tidak dapat dipungkiri dalam konteks sosial, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan menjadi kunci utama untuk mengubah paradigma dan menciptakan kesetaraan yang lebih inklusif,” tutur Novita.
"Jangan pernah lelah berjuang bagi terwujudnya keadilan dan kemakmuran rakyat secara progresif," jelasnya.