News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Munaslub PKN

10 Poin Pernyataan Anas Urbaningrum di Munaslub, Bicara Komitmen PKN hingga Alasan Tak Bisa Nyaleg

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum. Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, menyampaikan sejumlah pernyataan saat penutupan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) PKN di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).

Anas menambahkan, agar para kader lebih mengedepankan hal-hal yang terbukti nyata bagi kemajuan partai, kemajuan masyarakat, bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.

Sebagai informasi, dalam KKBI, meritokrasi adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya.

6. Pesan ke Para Kader: Harus Berjuang Keras

Dalam kesempatan tersebut, Anas juga mengingatkan tugas seorang politisi maupaun kader PKN.

Anas menyebut, bahwa politisi adalah petugas kepentingan publik.

Kemudian, Anas juga menyebut, politisi wajib punya kecakapan untuk merumuskan kepentingan publik dan menerjemahkan kebijakan-kebijakan yang bermanfaat bagi kepentingan banyak orang.

"Kader-kadernya pengurus-pengurus PKN harus mencegah agar Indonesia tidak terjerembab ke dalam lubang involusi demokrasi."

"Kita harus berjuang keras agar Indonesia yang sejak tahun 1998 melakukan reformasi terus maju berkembang dan yang terbangun adalah demokrasi produktif, demokrasi yang berfungsi dengan baik," ungkapnya.

7. Singgung Alasan Tak Bisa Nyaleg

Anas pun menyebut para kader atau yang akan menjadi calon legislatif (caleg) PKB nantinya, adalah kader tangguh.

Lantas, Anas menyinggung soal dirinya yang belum bisa untuk nyaleg.

"(Anda) bagian dari caleg-caleg yang tangguh, saya yang belum bisa nyaleg."

"Karena ada putusan yang putusan yang saya bekum nyaleg, putusan yang dzalim, keputusan yang tidak berdasar, tapi itu tidak apa-apa, itu sudah menjadi bagian dari perjalanan saya, dan ini menjadi perjuangan kita," ucap Anas.

Anas pun berpesan ke kadernya yang nantinya jika menjadi pemimpin negeri agar tidak bersikap zalim.

"Suatu hari PKN dipercaya menjadi pemimpin negeri ini, maka pemimpin yang dihasilkan oleh PKN harus menjauhi sikap dan sifat yang zalim."

"Tidak boleh menggunakan dan memperalat kekausannya dan kewenangannya untuk mencelakai pihak lain, untuk menindas, menyingkirkan pihak lain, untuk memperkusi pihak lain. karena fungsi kekuasan bukan itu, fungsi kekuasan dan kewenangan adalah menggerakan perbaikan," ungkapnya.

Baca juga: Politisi PKN Percaya Diri Anas Urbaningrum Bisa Dongkrak Elektabilitas Partai di Pemilu

8. Anas Urbaningrum: jika Jadi Pemimpin Jangan Pernah Pidato dari Jeddah

Anas juga mengingatkan kepada seluruh kader partainya apabila menjadi seorang pemimpin tak boleh berpidato dari Jeddah, Arab Saudi.

Anas mengatakan, pidato dari Jeddah merupakan bentuk ekspresi kezaliman.

"Jika dipercaya menjadi pemimpin, saya berharap jangan pernah pidato dari Jeddah, misalnya," kata Anas dalam pidatonya.

"Karena itu bukan pidato, itu ekspresi kezaliman, contoh, contoh," ucap Anas lalu disambut riuh suara kader.

Hanya saja, dalam pidatonya Anas tak menjelaskan maksud tak boleh berpidato dari Jeddah.

Selain itu, Anas juga menegaskan menjadi pemimpin haruslah setia dengan tugas yang diembannya.

Anas menuturkan, pemimpin adalah produk dari kompetisi sehingga kalah dan menang merupakan hal yang biasa.

"Kalah menang biasa, tarung keras bahkan kasar boleh, tapi enggak boleh ngamukan apalagi dari belakang, tidak boleh. Harus fair, jujur, kesatria, contoh misalnya ini, contoh nih contoh," imbuhnya.

9. Sebut Politik Tertinggi adalah Kemakmuran Rakyat

Lebih lanjut, Anas mengatakan terkait politik tertinggi yang dinilainya adalah kemakmuran rakyat.

"Politik yang tertinggi, politik yang tertinggi adalah kemakmuran rakyat. Politik yang tertinggi bukan jumlah kursi terbanyak."

"Kalau PKN punya kursi banyak dipercaya rakyat di dalam pemilu, punya kursi banyak, tetapi rakyat tidak makmur, maka PKN menjadi partai yang berdosa."

"Dan itu, namanya dosa politik. Dosa politik hanya bisa dikoreksi dengan permohonan maaf yang sungguh-sungguh kepada rakyat," ucapnya.

Anas pun meyakini, kader PKN akan menjadikan hal tersebut, yakni politik tertinggi adalah kemakmuran rakyat, sebagai pegangan.

Baca juga: Jadi Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum Pidato di Monas hingga Tanggapi Kemungkinan Silaturahmi ke SBY

10. Ajak Kadernya untuk Bersiap Jelang Pemilu 2024

Pada bagian akhir pernyataannya, Anas mengajak kadernya untuk menyiapkan diri menghadapi tahapan pemilihan umum (Pemilu).

Apalagi waktunya yang semakin dekat.

"Itu tantangan yang berat, tapi bagaimana membuat tantangan berat itu bisa kita pikul, atasi, caranya adalah bahwa kita harus punya keyakinan," ucapnya.

Diketahui, Anas Urbaningrum menjadi pengganti Gede Pasek Suardika dalam Munaslub PKN.

Sebelumnya, Pimpinan sidang pleno Munaslub membacakan keputusan partai terkait pengangkatan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PKN.

"Memutuskan dan menetapkan, keputusan Munaslub PKN, ketentuan dan peralihan Ketua Umum PKN," ucap pimpinan sidang.

"Munaslub telah memilih dan menetapkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara periode 2023-2028," sambung pimpinan sidang yang langsung disambut tepuk tangan meriah peserta Munaslub.

Pimpinan pun meminta Anas Urbaningrum naik ke atas panggung untuk menerima kartu tanda anggota (KTA) PKN.

Gede Pasek yang merupakan ketua umum sebelumnya menyerahkan secara simbolis KTA kepada Anas Urbaningrum.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Fersianus Waku, Igman Ibrahim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini