Megawati juga menantang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menurunkan angka stunting menjadi 0 persen dalam rentang waktu 13 tahun ke depan.
"Ayo Pak Hasto (Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN). Sekarang berapa jumlahnya persentase stunting? 21,6 persen kan."
"Dalam 13 tahun bisakah jadi 0 persen? Ayok ini tantangan loh," kata Megawati.
Megawati meminta semua pihak agar bekerja sama agar angka stunting 0 persen itu bisa tercapai dalam 13 tahun ke depan.
"Coba bayangkan. Jadi kapan kita mau maju, kapan? 13 tahun loh adik-adik," kata Megawati.
Senada dengan Megawati, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi juga mengungkapkan bahwa perempuan bersama bidan punya peran penting dalam pencegahan stunting.
"Perempuan dengan bidan, bermitra. Jadi kami punya tagline bidan sahabat perempuan. Karena memang kita di Indonesia bidan itu, semuanya perempuan," ujar Emi.
Ia pun menjelaskan tugas bidan memiliki hubungan erat dengan perempuan. Mulai dari siklus reproduksi, sebelum kehamilan, saat hamil, melahirkan hingga pelayanan alat kontrasepsi, termasuk bayi dan balita.
Apalagi, bidan dan perempuan sangat mudah untuk berkomunikasi.
"Karena kita ada di tengah masyarakat mudah diakses. Lebih 400 ribu bidan, sekitar 75 persen ada di masyarakat. Seperti pelayanan primer, Puskemas dan sebagainya," kata Emi.
Dari sisi edukasi ini bidan mempunyai peran mengintervensi stunting.
Edukasi mulai diberikan sebelum menikah hingga sesudah kehamilan.
"Kemudian tadi, bagaimana menjaga jarak kehamilan, tugas utama bidan adalah memberikan edukasi. Setelah itu kita melakukan pelayanan," katanya.
Sementara itu, keberhasilan Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajarannya dalam menekan angka kasus stunting menarik banyak perhatian.