TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi yang juga Analis Pertahanan, Militer, dan Hubungan Internasional Dr Connie Rahakundini mengungkap awal mula dirinya bisa mengunjungi Pondok Pesantren Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang di Indramayu.
Connie menceritakan awalnya ia memenuhi undangan dari Al Zaytun terkait keinginan pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang untuk menamai kapalnya dengan namanya.
Ia mengaku mengunjungi Al Zaytun, selama dua hari, Selasa (18/7/2023) dan Rabu (19/7/2023).
Di hari pertama kunjungannya, ia sempat melihat galangan kapal dan kebun sayur Al Zaytun.
Baca juga: Respons Komnas HAM soal Al Zaytun: Pemerintah Tidak Boleh Gegabah
Menurut Connie, kehadirannya di Al Zaytun dan menyaksikan galangan kapal, kebun sayur, hingga bunker yang disebut-sebut sebagai gudang senjata tersebut di antaranya adalah untuk membuktikan sendiri apa yang saat ini tengah menjadi polemik.
Sebagai akademisi, kata dia, ia tidak akan percaya sesuatu jika tidak melihatnya sendiri.
"Tapi kalau (karena) itu semua saya harus jawab uang (Al Zaytun) dari mana, apa, mana aku pikirin. Sekarang aku tamu, nanya eh anda dapat (uang) dari mana, nggak sopan banget lah," kata dia.
Dalam acara tersebut, kata dia, banyak juga akademisi yang datang selain dirinya.
Dalam sambutan pada acara tersebut, kata Connie, ia menyampaikan terkait kemajuan peradaban Islam yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan, kata dia, didasarkan pada rasa keingintahuan.
"Nah, apa yang aku bikin itu memenuhi dasar tabayyun dalam Islam. Keingintahuan, mencari tahu, meneliti, tabayyun kan itu. Lalu salah aku apa?" kata dia.
"Kalau akademisi itu kan dia harus ngomong kalau hitam itu hitam, putih itu putih, bahwa dia punya bungkus pelangi yang bukan dunia aku, kayak dunia nemuin jalur uang dia, mana aku tahu, terus (kabar) dia (Panji Gumilang) (pemahaman) Islamnya aneh. Selama aku kemarin di sana, itu nggak ada yang aneh," sambung dia.
Baca juga: Cerita Connie Bakrie Mengaku Lihat Kapal Berukuran 40 Meter dan 70 Meter di Galangan Kapal Al Zaytun
Sepulang dari sana, kata Connie, ia diberikan sejumlah oleh-oleh dari Al Zaytun berupa beras dan pisang produk Al Zaytun.
"Percaya nggak aku pulang susah kayak dari rumah nenek? Semua kita dikasih beras sekarung, sama itu satu orang, pokoknya setiap kita itu dapat beras sekarung sama buah pisang, sama Aqua (Al Zaytun)," kata Connie.