TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UII) Philips J. Vermonte mengatakan, konsultan politik berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat mengurangi ketergantungan calon anggota legislatif (caleg) terhadap partai politiknya dalam hal berkampanye.
Sebagaimana diketahui, Kamis (19/7/2023) kemarin PEMILU.AI baru saja diluncurkan. Sebuah platform berbasis AI yang bertugas menjadi konsultan politik bagi caleg.
“Mungkin akan mengurangi ketergantungan caleg terhadap partainya sendiri dalam hal kampanye,” kata Philips, Jumat (21/7/2023).
Dari sisi efisiensi waktu, konsultan politik berbasis AI ini juga dinilai Philips dapat sangat membantu caleg dalam hal cepat memahami isu-isu penting untuk jadi modalnya berkampanye.
Di samping juga partai politik yang punya waktu terbatas dalam memberikan pembelajaran politik kepada calegnya.
“Mungkin juga partai-partai tidak cukup punya waktu juga untuk me-training caleg-caleg, ada tapi mungkin enggak intensif, cara mengenal konstituen, dikasih tahu harus tahu isu-isu, tapi kan caleg ini juga enggak punya waktu juga untuk memahami is-isu dan lain-lain,” ujarnya.
Meski belum bisa menjamin kemenangan sepenuhnya, PEMILU.AI ini disebut Philips dapat membantu caleg dalam memahami konstituennya.
“Jadi dia bisa membantu walaupun belum tentu menang. kualitas pemahaman caleg terhadap konstituen akan meningkat,” tandasnya.
Sebagai informasi, caleg bakal dikenai biaya 100 hingga 200 juta jika ingin berlangganan dengan konsultan politik berbasis AI ini.
CEO PEMILU.AI, Luky Djani menjelaskan, untuk caleg DPRD kabupaten/kota akan dikenakan biaya langganan 29 juta, caleg DPR RI 149 juta, dan DPD 249 juta.
"Untuk caleg DPRD kabupaten/kota 29 juta. Caleg DPRD provinsi 99 juta. Caleg DPR RI 149 juta. DPD 249 juta," kata Luky dalam peluncuran resmi PEMILU.AI di kawasan Jakarta Pusat, Kamis.
Menurut Luky, biaya langganan itu jauh lebih meruah dibanding caleg menggelontorkan dana untuk dana kampanye.
"Jadi, ini biaya me-subscribe PEMILU.AI, menurut kami, kalau dibandingkan dengan dana kampanye yang akan dikeluarkan, mungkin fraksinya sekitar 5 persen," jelasnya.
"Dan daripada kehilangan duit 95 persen yang diberikan secara tidak tepat sasaran, program yang tidak tepat, dan seterusnya, ini akan sangat membantu caleg menghemat dana kampanye," Luky menambahkan.(Tribunnews/Lendy Ramadhan/Mario Christian Sumampow)