TRIBUNNEWS.COM - Kepala Basarnas, Marsdya Henri Alfiandi resmi menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Basarnas.
Penetapan Henri Alfiandi sebagai tersangka suap dilakukan setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Selasa (25/7/2023).
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang pernah diserahkan, Henri Alfiandi tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp 10,9 miliar.
Dari jumlah tersebut, ada aset berupa alat transportasi dan mesin yang dimiliki Henri Alfiandi dengan nilai Rp 1 miliar, tepatnya Rp 1.045.000.000.
Baca juga: Sebelum Jadi Tersangka KPK, Kepala Basarnas Baru Saja Ultah
Salah satu aset yang menyumbang harta kekayaan Henri Alfiandi adalah pesawat terbang Zenith 750 STOL (Short Take Off and Landing).
Dalam LHKPN itu, Henri Alfiandi menuliskan, harga pesawat terbang Zenith 750 STOL adalah Rp 650 juta.
Pesawat terbang yang didapat pada 2019 ditulis perwira tinggi TNI AU itu sebagai hasil sendiri.
Dikutip dari TribunBanten.com, Zenith 750 STOL mempunyai tinggi sekitar 2,6 meter dan sayapnya melintang sepanjang 9,1 meter.
Pesawat itu memiliki kecepatan hingga 200 Km/jam.
Dengan kekuatan mesin 80-140 HP, pesawat ini bisa menampung bahan bakar sebanyak 90 liter.
Sementara itu, dalam penelusuran Tribunnews.com, Henri Alfiandi pernah menceritakan pengalamannya merakit pesawat sendiri.
Proses merakit pesawat itu, kata Henri Alfiandi, membutuhkan waktu sekitar dua tahun satu minggu.
Hal tersebut diceritakan Henri Alfiandi saat menjadi bintang tamu di program Susi Cek Ombak yang pernah tayang di sebuah TV swasta nasional.
Pesawat Zenith 750 STOL digarap Henri Alfiandi saat menjabat sebagai Panglima Koopsau II di Makassar.