TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan panen udang vannamei di lokasi Budi daya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah, Senin (26/6/2023).
Keberhasilan tambak modern terbesar di Indonesia ini diharapkan menjadi pendorong peningkatan produktivitas budi daya udang nasional.
"Kegiatan panen udang hari ini saya kira menjadi momentum penting untuk mendukung kebangkitan sektor perikanan Indonesia, khususnya budi daya udang," ujar Wapres Ma'ruf Amin di lokasi panen.
Baca juga: Bersinergi dengan DPR RI, KKP Dorong Pemanfaatan Potensi Budidaya Air Tawar di Subang
Menurutnya, modelling Budi daya Udang Berbasis Kawasan ini menjadi sebuah terobosan pengelolaan tambak udang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Penguatan sisi hulu hingga hilir diakuinya memang sangat penting untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain besar dalam industri dan ekspor komoditas udang.
"Program ini juga dapat menjadi laboratorium hidup untuk menguji strategi penguatan sisi dari hulu sampai ke hilir pengelolaan udang budi daya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dengan optimal," paparnya.
Baca juga: Tingkatkan Perikanan Nasional, KKP Kembangkan Budi Daya Ikan Nila di Papua
Sementara itu Menteri Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, udang yang dipanen hari ini ditaksir mencapai 249 ton dengan ukuran 40 ekor per kilogramnya. Sehingga total udang yang telah dipanen sejak diresmikan pada 9 Maret 2023 oleh Presiden Joko Widodo, mencapai 280 ton. Sebelum ini KKP melakukan dua kali panen parsial masing-masing 14,5 ton dan 20 ton.
Dari hasil panen tersebut, kegiatan budi daya udang di BUBK Kebumen berhasil mencapai angka best practices budi daya udang sebanyak 40 ton per hektare.
"Pernah saya sampaikan bahwa best practices di dunia, yang terbaik itu 40 ton per hektare dan ini kami perkirakan 40 ton per hektare. Ini artinya sudah berhasil dan berharap direplikasi sehingga Indonesia bisa menjadi nomor satu dan yang terdepan seperti yang disampaikan bapak Wapres," ungkap Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono memastikan operasional tambak intensif BUBK Kebumen mengedepankan prinsip ekonomi biru sehingga ramah terhadap lingkungan. Kegiatan budi daya didukung infrastruktur utama diantaranya water intake, tandon, petak pemeliharaan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Baca juga: Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin Hadiri Pemecahan Rekor Dunia Pagelaran Angklung Terbesar
Kemudian terdapat laboratorium uji kualitas air dan kesehatan ikan, gedung kantor, gudang pakan, gudang sarana produksi, mess operator hingga bangunan pasca panen.
"BUBK Kebumen ini adalah salah satu contoh modelling usaha budi daya udang berbasis kawasan yang efisien dan ramah lingkungan. Dan ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan semua stakeholder terkait dan diharapkan dapat direplikasi di lokasi lain oleh masyarakat," harapnya.
Menteri Trenggono optimis BUBK Kebumen akan berkontribusi signifikan pada peningkatan produksi udang nasional. Tahun lalu capaian produksi udang sebesar 1,09 juta ton berdasarkan hitungan sistem Satu Data, atau naik 15 persen dibandingkan produksi tahun 2021 sebesar 953 ribu ton.
Di samping itu dia meyakini, penambahan volume produksi udang nasional juga akan berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat serta pendapatan negara. Komoditas udang merupakan unggulan ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai USD2,16 miliar pada tahun 2022 atau berkontribusi 34,57 persen dari nilai ekspor perikanan nasional. (*)