Kedua, dalam jangka menengah.
Jangka menengah tersebut, yakni konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal.
"Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian Kereta Cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah," kata Jokowi, dilansir Setkab.go.id.
Baca juga: Penyebab Polusi Udara di DKI Jakarta Kian Memburuk, BBM dan Gas jadi Penyumbang Polusi Terbanyak
Ketiga, menurut Jokowi, dalam jangka panjang perlu memperkuat aksi mitigasi.
Lalu, adaptasi perubahan iklim harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek.
Terakhir, yaitu mengedukasi publik yang seluas-luasnya.
Sementara itu, Wakil Presiden, KH Maruf Amin, menegaskan Pemerintah selama ini telah secara serius menanggulangi polusi udara di wilayah Jabodetabek.
Diketahui, kualitas udara Jabodetabek menjadi sorotan karena masuk kategori terburuk.
"Saya kira pemerintah memang serius ya untuk mengatasi polusi udara di Jabodetabek ini ya," kata Maruf di Istana Wapres, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Maruf menuturkan, Pemerintah telah menggunakan kendaraan listrik untuk transportasi umum, sebagai langkah perbaikan udara.
"Selain untuk kemudian supaya banyak menggunakan kendaraan umum, yang sekarang ini sudah mulai menggunakan bus-bus listrik ya," ucap Maruf.
Selain itu, Maruf mengatakan, Pemerintah telah membuka ruang terbuka hijau yang dapat meminimalisir polusi.
Di sisi lain, Wapres menjelaskan selama ini kendaraan menjadi penyumbang solusi terbesar di Indonesia.
"Sebab polusi yang paling besar itu kan dari kendaraan, jadi ada melakukan perubahan. Dan terus dikaji hal-hal yang mungkin bisa lebih baik lagi," jelasnya.