Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Jupiter Aerobatic Team (JAT) ikut memeriahkan peringatan HUT ke-78 RI, di langit Jakarta melalui manuver pesawat yang mereka lakukan di langit Jakarta.
Namun, dibalik kehebatan atraksi tim aerobatik dari TNI Angkatan Udara (AU) itu, terungkap bahwa atraksi yang mereka lakukan terkendala polusi.
Baca juga: 10 Pesawat Tempur F-16 hingga Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Meriahkan Demo Udara HUT Ke-78 RI
"Event nasional yang terakhir di Istana Negara 17 agustus kemarin kita melaksanakan demo udara dengan kolaborasi helikopter kolibri yang digunakan juga oleh sekbang latih lanjut helikopter," kata Kapten Pnb Putu Satria Kedaton, saat ditemui di Skadron Pendidikan 104, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (24/8/2023).
Satria mengungkapkan, polusi udara Ibu Kota mengganggu jarak pandang penerbang saat melakukan manuver.
Kendala tersebut, kata Satria, mengharuskan para penerbang untuk menghafal betul posisi gedung-gedung pencakar langit yang ada.
Baca juga: Menhan Prabowo Apresiasi Tim Jupiter TNI AU yang Tampil di Pameran Dirgantara Internasional Malaysia
"Ya jelas (menganggu), kita ngapalin gedungnya, di mana posisi gedungnya berapa, tingginya berapa, kita hapal semuanya yang terbang hapal semuanya. Karena polusinya sangat sangat menggangu itu," ungkap Satria.
Ia menjelaskan, tingginya gedung di sekitaran Istana juga menjadi kendala. Sehingga, untuk bisa bermanuver, tim aerobatik harus terbang rendah agar pandangan bisa terlihat jelas.
Meski demikian, karena telah menjalani serangkaian latihan sebelumnya, para penerbang bisa menyelesaikan tugasnya dengan lancar.
"Karena dengan gedung yang cukup tinggi, Indonesia One punya tower yang tinggi nya yang mangkrak itu tingginya sampai 1.500 feet ,kita harus bermanuver di tengah halang rintangan itu, itu menjadi sesuatu yang cukup menantang, tapi dengan adanya latihan berjalan lancar," jelas Satria.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma R Agung Sasongkojati mengapresiasi kinerja Tim JAT.
Menurut Agung, hampir jarang pesawat aerobatik terbang di tengah perkotaan. Sebab, polusi hingga gelombang udara yang menerpa gedung pencakar langit kerap kali menjadi kendala.
Baca juga: 10 Pesawat Tempur F-16 hingga Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Meriahkan Demo Udara HUT Ke-78 RI
"Di dunia ini jarang sekali pesawat aerobatik di atas kota. Jarang hampir nggak ada. Kira unik lah kita berani. Itu berat sebetulnya, di atas kota itu penuh turbulensi, belum lagi polusi, kemudian macam-macam dan gedung tinggi," kata Agung.
"Jadi kalau angin menerpa suatu permukaan, misal gedung. Maka otomatis angin itu akan mental nah itu menciptakan riak di udara. Seperti gelombang di lautan, Kota itu gelombang nya besar sekali. Kota nya panas kemudian naiknya udara itu angkat sangat merepotkan bagi penerbang," sambungnya.