TRIBUNNEWS.COM - Politisi Budiman Sudjatmiko mengaku tak terkejut menerima sanksi berupa pemecaan dari PDI Perjuangan (PDIP).
Budiman dipecat dari keanggotaan PDIP imbas manuvernya mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Budiman mengaku sadar akan konsekuensi terburuk dari sikap yang ia ambil tersebut.
Namun, ia menyayangkan tak adanya pemanggilan secara resmi dari DPP PDIP untuk klarifikasi sebelumnya.
"Responsnya tentu saja sebagai salah satu kemungkinan sudah saya perkirakan, predictable bukan sesuatu yang mengejutkan. Meski pun belum ada pemanggilan secara resmi sebelumnya."
"Saya pernah dipanggil Pak Komarudin Watubun itu pun informal berbicara soal kunjungan ke rumah Pak Prabowo," kata Budiman, Kamis (24/8/2023) malam dikutip dari youTube MetroTv.
Baca juga: Kini Dipecat PDIP, Budiman Sudjatmiko Cerita Ditawari Jadi Wamenlu oleh Hasto bila Ganjar Menang
Meski demikian, Budiman mengaku menghormati keputusan partai berlambang banteng tersebut.
"Setahu saya memang harus ada pemanggilan, tapi menurut saya ini mungkin keputusan menggunakan hak prerogatif ketua umum."
"Ya saya pikir tidak ada alasan untuk memperpanjang ini sebagai sebuah proses pemanggilan, peringatan, peringatan tertulis," ujarnya.
Budiman mengaggap sanksi pemecatan dari PDIP ini merupakan teguran keras baginya.
Ia juga tak akan membawa masalah pemecatan tersebut lebih jauh.
Sebab, pemecatan tersebut baginya hanya menghapus dirinya sebagai kader PDIP bukan nilai dan semangat yang telah dirawat dari partai berlambang banteng itu.
"Kali ini saya anggap sebagai teguran yang keras dari sebuah organisasi dan sebuah gerakan politik yang saya sudah rawat sejak kecil."
"Pemecatan saya hanya menghapus catatan administratif saya sebagai kader PDIP tapi tak menghapus nilai-nilai yang saya rawat dulu sejak remaja."