News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

VIDEO Menko Luhut Binsar Panjaitan: Kehadiran LRT akan Kurangi Kemacetan dan Polusi Udara

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan hadirnya transportasi yang baru-baru ini diresmikan yaitu kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek bisa mengurangi tingkat kemacetan, bahkan polusi udara.

"Kehadiran LRT Cibubur dan Bekasi line ini akan secara langsung mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dan polusi udara yang berasal dari penggunaan kendaraan pribadi," kata Luhut dikutip dalam Instagramnya, Selasa (29/8/2023).

Luhut menjelaskan lebih lanjut, penggunaan kendaraan pribadi bakal berkurang seiring adanya penambahan transportasi publik seperti LRT Jabodebek.

"Kebetulan sekarang ini ada isu polusi, jadi kita mau percepat juga sekarang dan perpanjang lagi. Sehingga publik transportasi itu menjadi tambah, sehingga penggunaan mobil pribadi berkurang," jelasnya.

Menurut Luhut, LRT Jabodebek ini menjadi tambahan opsi sarana transportasi umum dan saling terkoneksi bagi masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar Cibubur serta Bekasi Timur.

LRT Jabodebek akan melayani perjalanan lintas Cibubur Line yang dimulai dari stasiun Harjamukti - Dukuh Atas sepanjang 24,3 kilometer, dan Bekasi Line dari stasiun Jatimulya - Dukuh Atas sepanjang 27,3 kilometer.

"Jarak antar tiap keretanya hanya berkisar 3 hingga 6 menit saja, pada puncaknya kereta ini mampu untuk mengangkut lebih dari 500.000 penumpang setiap harinya secara otomatis tanpa masinis," jelasnya.

Di sisi lain, Luhut menegaskan adanya transportasi publik ini bukan untuk merugikan negara. Dia bilang kalau pembangunan transportasi bagi publik itu sama halnya dengan persoalan sampah yang membangun waste to energy.

"Tapi saya ingin garis bawahi jangan publik atau pejabat-pejabat itu melihat langsung ada kerugian negara."

"Publik transportasi itu adalah service yang diberikan. Sama dengan soal sampah seperti membangun waste to energy," ungkapnya.(Tribunnews.com/Nitis Hawaroh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini