TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang merupakan pendukung Prabowo Subianto, berganti menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM), seiring gabungnya Golkar dan PAN bersama koalisi yang digagas Gerindra dan PKB itu.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyebut, perubahan nama KKIR ke KIM tidak akan mempengaruhi elektabilitas Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Dalam pilpres lebih menentukan sosok si capres daripada nama koalisinya. Karena itu, nama Prabowo jauh lebih berpengaruh daripada perubahan nama koalisinya," kata Jamiluddin kepada wartawan Rabu (30/8/2023).
Jamiluddin menyebut, selama sosok Prabowo tidak diterpa isu negatif, maka selama itu pula elektabilitasnya akan tetap bertahan.
Bahkan tidak menutup kemungkinan elektabilitas akan meningkat.
"Jadi, naik turunnya elektabilitas Prabowo lebih dipengaruhi isu yang menerpa dirinya. Semakin baik dan positif isu mengenai Prabowo akan semakin moncer elektabilitas. Sebaliknya, bila semakin banyak isu buruk atau negatif yang menerpanya, maka elektabilitas Prabowo berpeluang akan anjlok," ucapnya.
Sebab itu, kata Jamiluddin tugas partai koalisi dan tim suksesnya untuk terus menerus mengelola isu terkait Prabowo. Isu positif harus dimaksimalkan dan isu negatif harus diminimalkan.
"Dengan begitu, elektabilitas Prabowo berpeluang akan terjaga," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto resmi mengumumkan nama poros koalisi baru bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Prabowo menamakan koalisi tersebut dengan Koalisi Indonesia Maju. Hal itu disampaikan Prabowo saat dirinya memberikan sambutan di acara rangkaian HUT ke-25 PAN, di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta.
"Kita sepakat koalisi kita, kita beri nama Koalisi Indonesia Maju," kata Prabowo, Senin (28/8/2023) malam.
Prabowo menyatakan, nama tersebut ditetapkan atas hasil rerembukan dengan para ketua umum keempat partai politik (parpol) tersebut.
Baca juga: Momen Prabowo Sigap Bawakan Tisu untuk Presiden Jokowi di Pekalongan
Adapun mereka yakni, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.
Keputusan itu juga didasari secara singkat karena didasari atas kecintaan koalisi tersebut terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Pemikiran-pemikiran beliau (Jokowi) benar dan berhasil sampai sekarang dan untuk itu lah saya sepenuh hati saya ingin teruskan perjuangan beliau dan bersmaa tim kita," kata dia.
"Bersama tim kita tadi kita berembuk, para ketua umum tadi berembuk walaupun sebentar, iya Pak zul, Pak Airlangga, Gus (Imin) sama profesor (Yusril)," tukas Prabowo.