News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kader Partai Bertikai

Sosok Joko Santoso, Dipecat dari Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Buntut Dugaan Pemukulan Kader PDIP

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joko Santoso (kiri) dan rekaman CCTV diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga (kanan). Berikut ini sosok Joko Santoso yang dipecat dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang.

Dugaan aksi penganiayaan tersebut dipicu masalah pemasangan bendera PDI Perjuangan di kampung Cumi-cumi Bandarharjo, Kota Semarang.

Joko Santoso saat dikonfirmasi membenarkan bahwa di dalam video tersebut adalah dirinya.

Namun ia membantah adanya aksi pemukulan yang dilakukannya kepada seorang relawan PDIP.

"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu."

"Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," ujarnya.

Rekaman CCTV diduga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga. (Istimewa)

Ia mengatakan ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut dan dirinya hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban mengalami luka-luka.

"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam-red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan."

"Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," jelasnya.

Baca juga: Majelis Kehormatan Gelar Sidang Etik, Ketua DPC Gerindra Semarang Hadir Secara Daring

Joko pun menjelaskan, kemarahan terhadap Suparjiyanto dipicu karena masalah bendera.

Sejak lima bulan yang lalu, dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDIP di wilayah kampungnya di RW IV Bandarharjo, Kota Semarang.

Namun, baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.

Lalu, yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang terpasang di semua lingkungan RW.

Menurutnya, hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Ibriza Fasti Ifhami) (TribunJateng.com/Muh Radlis)

Berita lain terkait Kader Partai Bertikai

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini