Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengakui dirinya sempat berlawanan politik dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun.
Bahkan, Eks Danjen Kopassus itu dua kali menjadi rival Presiden Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
Baca juga: Prabowo Klaim Gerindra Sudah Jadi Partai Besar: Tidak Ikut Garis Kepemimpinan Saya, Anda Keluar!
Namun begitu, Prabowo mengatakan Presiden Jokowi mengajak untuk bergabung menjadi parpol pendukung pemerintah meskipun sempat rivalitas.
"Saya dengan Pak Jokowi 10 tahun saya berbeda, saya berhadapan, saya rival, 10 tahun, tapi begitu beliau menang, beliau ajak saya dan saya walaupun kalah, gak enak itu kalah," kata Prabowo saat menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan dan syukuran HUT ke-45 Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) di Lagoon Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Prabowo pun mengaku tidak pikir panjang setelah diajak Presiden Jokowi untuk masuk ke dalam parpol pendukung pemerintah. Bahkan, dia memutuskan hal tersebut tidak sampai satu jam.
Baca juga: Prabowo Sebut Jeep Maung Buatan RI Siap Diproduksi Massal pada Oktober 2023
"Saya sebagai patriot hidup saya hanya untuk bangsa dan negara. Begitu beliau ajak saya, saya katakan tidak sampai saya pikir lebih dari satu jam saya katakan iya," jelasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menambahkan keputusannya itu pun sempat ditentang oleh banyak pengikutnya. Namun, saat itu dirinya pun memutuskan untuk bersatu kembali untuk bangsa dan negara.
"Saya katakan demi persatuan nasional demi rakyat Indonesia para pemimpin harus bersatu, bersaing boleh, bertanding boleh, mengadu argumen mengadu gagasan mengadu program silakan memberi tawaran kepada rakyat bagus, itulah demokrasi, tapi begitu selesai begitu ada keputusan kita harus bersatu kembali, kita harus rukun," tandasnya.