TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik mungkin masih mengingat kejadian ketika Prabowo Subianto menggebrak podium saat kampanye di Pilpres 2019.
Prabowo ketika itu terlihat begitu emosional dan menimbulkan sorotan tentang gaya komunikasinya di depan publik.
Bukan pada momen itu saja, ada beberapa kali Prabowo terlihat emosional saat berbicara di hadapan publik kala itu, baik saat kampanye maupun debat kandidat.
Namun, setelah masuk dalam kabinet Jokowi sebagai menteri pertahanan, sosok Prabowo yang tercitrakan sebagai militeristik, kaku, emosional, dan tempramental, perlahan pupus.
Dalam beberapa kesempatan, ketika dirinya berpidato di depan publik, gestur calon presiden (capres) Partai Gerindra tersebut tampak rileks dan santai.
Bahkan ada yang mengatakan, penampilan Prabowo saat berpidato hari ini mengingatkan publik kepada figur Joko Widodo (Jokowi) era dulu, yang dikenal santai, rileks, dan juga terstruktur dalam menyampaikan gagasannya tentang Indonesia.
Sejumlah pakar komunikasi bahkan menyebut, gestur yang diperlihatkan eks pangkostrad tersebut hari-hari ini berbeda jauh dengan saat kontestasi Pilpres 2014 dan 2019.
Prabowo yang dulu cenderung berapi-api dan sering kali menyalahkan lawan bicaranya, kini terlihat tidak terlihat sama sekali 'ledakan-ledakan' yang biasanya telontar dari mulutnya.
Hal ini juga diamini oleh Direktur Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin.
Ujang mengaku selama ini mengamati, serangan informasi yang beredar di berbagai platform digital tak lagi digubris serius oleh Prabowo.
"Pantauan saya, Prabowo sekarang lebih lembut, lebih sopan lebih rendah hati. Dia tidak membalas serangan lawan, bahkan justru memujinya," ujar Ujang kepada Tribunnews.com, Kamis (21/9/2023).
Ujang, yang juga dosen ilmu politik Universitas Al Azhar Indonesia itu, menilai perubahan sikap yang ditunjukkan sekarang merupakan bagian strategi Prabowo, khususnya menarik simpati publik.
"Apa yang melandasinya? Menurut saya adalah spirit Prabowo untuk menang di Pilpres 2024, dan itu hal yang bagis, positif," katanya.
"Itu memang harus dilakukan. Saya melihat keinginan kuat untuk bisa memenangkan pertarungan dengan mengubah gaya personal atau pribadi, itu berdampak positif bagi prabowo. Tentu itu semua bisa berbuah simpati dari publik."