Untuk menghadiri acara Munastek, Soekarno dijemput oleh Hartono dari Istana Merdeka.
Sesampainya di lokasi Istoran Senayan, sudah ada 10 ribu orang lebih yang hadir.
Acara tersebut berlangsung hingga larut malam, sekitar pukul 23.00 WIB.
Setelah selesai menghadiri acara tersebut, Soekarno kembali ke Istana Merdeka dengan dikawal oleh pengawal pribadinya, Kolonel Maulwi Saelan dan Ajudan, Kolonel Bambang Widjanarko.
Maulwi saat itu juga menjabat sebagai Wakil Komandan Pasukan Pengawal Presiden Tjakrabirawa.
Pada pukul 24.00 WIB, Maulwi melapor kepada Soekarno untuk pulang ke kediamannya karena tak ada lagi tugas pengawalan.
Baca juga: 5 Pimpinan Inti G30S 1965 dan Perannya, Terdiri dari 3 Militer dan 2 Anggota PKI
Namun ternyata, sepulangnya Maulwi, Soekarno tak menetap di Istana Negara.
Ia pergi dari Istana dikawal Kompol Mangli yang juga membawa timnya.
Soekarno menuju ke rumah istrinya, Ratna Sari Dewi.
Sesampainya di lokasi, orang yang dituju ternyata sedang keluar menghadiri malam resepsi di Hotel Indonesia yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Irak di Jakarta.
Soekarno pun kemudian menyusul ke Hotel Indonesia dan menunggu istrinya di parkiran hotel.
Sementara itu, sopir pribadi presiden, Soeparto, menjemput Dewi.
Dikawal anak buah Mangli, Ajun Inspektur II Sudiyo, Seoparto menjemput Ratna Sari Dewi.
Rombongan kemudian kembali ke rumah Ratna Sari Dewi di Jalan Gatot Subroto.
Di sisi lain, tepatnya di timur Jakarta, para jenderal sedang diculik dan kemudian dibantai.
Lokasi pembantaian itu jaraknya sekitar 10 kilometer dari rumah Ratna Sari Dewi.
Soekarno baru mengetahui informasi pembantaian para jenderal tersebut pada 1 Oktober 1965, jelang siang hari.
(Tribunnews.com/Latifah)(TribunCirebon.com)