3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan/ Deputi III Menteri)
4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Panglima AD Bidang Intelijen/ Asisten I Menteri)
5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Panglima AD Bidang Logistik/ Asisten IV Menteri)
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Oditur Jenderal Angkatan Darat/ Inspektur Kehakiman)
Para korban dari G30S tersebut ditemukan pada 3 Oktober 1965 di sebuah lubang yang berada di suatu wilayah Pondok Gede, Jakarta.
Lubang tersebut hingga kini lebih banyak dikenal dengan sebutan Lubang Buaya.
Baca juga: 5 Teori G30S 1965 soal Dalang Upaya Kudeta dan Pembunuhan Jenderal TNI AD
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang semula menjadi sasaran utama dalam peristiwa tersebut, justru selamat dari upaya pembunuhan.
Namun, putri beliau, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas terkena berondongan peluru.
Selain 6 perwira tinggi TNI AD, beberapa orang lainnya yang juga turut menjadi korban, yakni:
1. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta)
2. Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta)
3. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal Kediaman Resmi Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena)
Setelah peristiwa pembunuhan beberapa perwira tersebut, PKI bahkan mampu menguasai 2 sarana komunikasi vital.
Yaitu studio RRI di Jalan Merdeka Barat dan kantor Telekomunikasi yang terletak di Jalan Merdeka Selatan.