TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan terkait dampak perang Rusia vs Ukraina terhadap ketersediaan dan harga pangan di Indonesia.
Dalam pidatonya di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) ini, Jokowi mengatakan, ada sejumlah permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini.
Menurutnya, meski Indonesia berhasil menghadapi masalah Covid-19, masih ada persoalan imbas perang Rusia-Ukraina dan perubahan iklim.
Termasuk soal harga pangan yang ditimbulkan karena perang Rusia-Ukraina.
Sebab, pemasok gandum terbesar berasal dari dua negara tersebut.
Baca juga: Pesan Jokowi di Rapimnas Samawi 2023: Jangan Sampai Terpecah karena Beda Pilihan di Pemilu 2024
Jokowi pun menyinggung terkait keberhasilan Indonesia mampu menangani Covid-19.
"Kita patut bersyukur, Covid-nya bisa selesai ekonominya juga bisa kembali normal. Kita dinyatakan oleh lembaga internasional masuk dalam satu di antara 5 terbaik dalam penanganan Covid kesehatan maupun ekonominya,"
"Karena kalau sudah masuk pasien IMF, artinya kalau orang sakit sudah masuk ICU," lanjutnya, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Sabtu sore.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan agar mewaspadai gejolak ekonomi saat ini.
"Sekarang ini yang kita hadapi bukan sesuatu yang mudah, urusan Covid selesai, tetapi kita masuk urusan lain."
"Ada perang, ada perubahan iklim, ada krisis pangan, sesuatu yang semua negara merasakan," jelas ayah dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ini.
Lebih lanjut, Jokowi menyinggung terkait impor 11 juta ton gandum di Indonesia.
"Perang, kelihatannya perangnya ada di Ukraina dengan Rusia, sangat jauh dengan kita, tetapi hati-hati perang di sana menyebabkan semua negara harga pangannya naik."
"Utamanya yang makan bahan bakunya gandum, jangan lupa kita ini juga makan gandum, impor gandum sudah mencapai 11 juta ton," ungkap Jokowi.