Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan agama memiliki hubungan yang dominan karena memasuki berbagai ranah kehidupan, termasuk dunia politik.
Menurut Mahfud, dalam kontestasi pemilu, terdapat praktik politisasi agama yang akan menyebabkan terjadinya penguatan politik kebencian atas nama agama.
“Politisasi agama menjelang Pemilu 2024 sangat berbahaya karena dapat mewujudkan intoleransi antar masyarakat sehingga dapat memecah kesatuan bangsa," kata Mahfud.
Hal tersebut diungkapkan oleh Mahfud dalam Halaqah Kebangsaan bersama 250 pimpinan pondok pesantren Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Banjar, dan Majalengka, Jawa Barat serta ribuan santri dan mahasiswa Ponpes Suryalaya, Jawa Barat.
Dirinya mengajak semua pihak membangun suasana damai dalam berbangsa menuju Pemilu 2024 tanpa politisasi agama.
Baca juga: VIDEO Modal Kuat Mahfud MD dan Khofifah sebagai Kandidat Bacawapres, Berikut Analisa Pengamat
Salah satu cara menjaga kedamaian berbangsa dan menghindari politisasi agama, menurut Mahfud, adalah dengan cara moderasi beragama dan peace building untuk menyelesaikan konflik yang sudah terjadi.
“Melalui sistem demokrasi yang berjalan di negara ini dan adanya Pemilu 2024, maka diharapkan dapat merawat kebihinekaan, maka dari itu perlu mewujudkan pemilu yang demokratis untuk merawat kebhinekaan,” tutur Mahfud.
Dalam Halaqoh Kebangsaan bertema “Mewujudkan Pemilu 2024 yang Demokratis, Merawat Kebhinekaan” ini, Mahfud berpesan agak masyarakat tidak terpolarisasi atau terfragmentasi akan berita hoaks jelang pemilu.
“Saya berpesan agar kita bersama-sama meningkatkan literasi politik di masyarakat agar menciptakan kondisi demokrasi yang mapan dan masyarakat tidak mudah terpolarisasi atau terfragmentasi akan berita yang tidak benar,” pungkas Mahfud MD.