News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Hanya El Nino, Penggunaan Pupuk Kimia Sejak Revolusi Hijau Memperburuk Usaha Pertanian

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pertanian Indonesia. Indonesia disebut telah menghadapi persoalan di sektor pertanian sejak 10 tahun lalu saat dunia akan menghadapi perubahan iklim.

keempat, kesuburan masa vegetatif >= 1000 uS/cm.

Kelima, kesuburan masa generatif >= 2000 uS/cm.

"Dengan standar kwalitas biomasaa sebagai pupuk padat/ cair tersebut mengandung unsur makro dan mikro mampu memberikan nutrisi alami dan memurnikan genetik sehingga menghasilkan tanaman yang berstruktur rigit tidak mudah busuk, rusak akibat kebanjiran, badai dan kekeringan panjang," kata Nugroho.

Dengan standar kesehatan dan kesuburan tersebut tanah, maka tanah mampu mensuplai air dan nutrisi sepanjang musim oleh aktifasi mikrtoba. Mikroba memiliki peran penting dalam rantai karbon seperti penguraian bahan organik, fotosintesis, proses pespirasi, pembentukan tanah, sumber daya energi dan penyimpanan Karbon.

"Manfaat ini memiliki dampak yang signifikan terutama dalam hadapi iklim ektrim," katanya.

Teknologi Agrokonservasi biosoildam MA-11 ini merupakan salah satu upaya inovatif yang dapat meningkatkan hasil panen dua kali dan menekan biaya operasional 70 persen dan telah digunakan untuk mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) oleh Bank Indonesia di hampir semua provinsi agar petani mandiri pupuk dan pakan serta lingkungan lestari.

Implementasi ini masih bersifat spot-spot belum masif atau merata karena belum ada dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Darerah dan Pusat, karena masih cenderung penggunaan dengan pupuk kimi atau sintetis.

Implementasi Biosoildam MA11 di tiap kelompok dengan berbagai komoditas telah kita pantau dan catat semua parameter sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan dengan teknologi ini dalam info grafis.

Parameter tersebut meliputi keasaman tanah, kesuburan tanah, penggunaan pupuk dasar dan cair, hasil panen per hektar serta biaya operasioanl per musim
tanam.

Sebagai contoh demplot Padi Total Organik MA-11 di Karang Bulu Boyolali Jawa Tengah mulai diterapkan dengan MA11 pada tahun 2013, indikasi keasaman saat itu di skala 5 dan meningkat ke normal pada tahun 2022 menjadi 6,5.

Tingkat hara tanah masif juga mengalami kenaikan dari awal yang hanya 300 uS/cm meningkat menjadi 1100 uS/cm ini membuat hasil panen meningkat yang semula hanya 5 ton per hektarmenjadi 15 ton per hektar dengan penurunan jumlah pupuk dasar (superbokashi) yang semula membutuhkan 10 Ton/Ha menjadi hanya 3 s/d 5 ton per hektar sehingga dari infografis secara jelas bisa dilihat nilai ekonomi dan nilai konservasinya.

"Konsep ini telah teruji & terbukti di banyak daerah dan akan dapat selamatkan dengan cepat, hemat dan akurat /terukur jika kita lalukan dengan sistem terintegrasi Pertanian & Peternakan yakni tiga ekor sapi limbahnya (kohe & urine) bisa untuk memupuk 1 ha sawah dan 1 Ha sawah limbahnya (jerami, dedak, sekam) bisa untuk memupuk 3 ekor sapi," katanya.

Kemudian fermentasi Pupuk hanya perlu waktu satu malam bonusnya energi biogas dan fermentasi, pakan hanya perlu waktu lima (5) hari bunusnya Energi Bioetanol, semua terukur dengan alat EC sensor organic yang saya rancang.

Kegiatan ini bisa mewujudkan lumbung pakan dan lumbung Pupuk untuk mensuport lumbung Pangan walaupun dihajar iklim ekstrim di suatu desa atau klaster/ kelompok, sehingga petani mampu mandiri total dengan Teknologi Biosoildam MA-11, dan kedaulatan Pangan dan Energi akan mudah diwujudkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini