TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PLN Indonesia Power melalui salah satu unitnya PLTU Banten 2 Labuan yang bekerja sama dengan Pengurus Besar Mathla'ul Anwar berhasil manfaatkan pupuk organik berbahan dasar Fly Ash Bottom Ash (FABA) untuk tingkatkan panen padi masyarakat Pandeglang, Banten.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus Tauhid mengungkapkan, Faba yang awalnya limbah kini membawa manfaat luar biasa bagi masyarakat, terlebih saat kondisi kemarau seperti saat ini, namun terasa mengejutkan karena yang terjadi panen padi meningkat.
Baca juga: Tekan Konsumsi BBM, PLN Indonesia Power Dorong Pengembangan Energi Baru Terbarukan
“Walaupun pada kondisi saat ini, sedang kekeringan karena El Nino, Mathla'ul Anwar justru panen raya padi dengan pupuk organik berbahan dasar Faba dari PLTU Labuan," ujar Agus dikutip Sabtu (7/10/2023).
Di saat yang sama, Senior Manager PLTU Banten 2 Labuan Wisnu Kurniawan mengatakan bahwa pemanfaatan Faba PLTU Labuan telah dilakukan secara masif, baik itu dijadikan sebagai bahan bangunan seperti halnya batako dan paving block maupun sebagai pupuk organik yang kini dimanfaatkan masyarakat.
Di samping itu, Wisnu juga menyampaikan bahwa upaya ini merupakan bagian dari aksi korporasi dalam menyelaraskan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN Peduli by PLN Indonesia Power yang mengacu pada tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: PLTU Ombilin Sumatera Barat Manfaatkan FABA Jadi Pupuk Silika
"PLTU Labuan yang dilengkapi dengan teknologi penangkap abu atau Electrostatic Precipitator (ESP) ini dapat optimal dalam menangkap sisa pembakaran PLTU," ujarnya.
Tenaga ahli pertanian Pengurus Besar Mathla'ul Anwar Iwan Sujono mengatakan, dengan menggunakan pupuk organik yang merupakan produk turunan dari Faba PLTU Labuan, panen padi dapat meningkat lebih dari 50 persen meskipun cuaca saat ini sedang tidak bagus.
"Tanpa pupuk kimia dan pestisida, dari hasil ubinan rata rata produksi panen diprediksi mencapai 8.400 kilogram per hektar, ini kondisi saat elnino sekarang ini, sementara biasanya petani Banten dalam satu hektar hanya mendapatkan maksimum 5,5 ton atau 5.500 kilogram dengan pengaplikasian pupuk kimia dan dalam kondisi cuaca bagus," ujar Iwan.