TRIBUNNEWS.COM - Kasus konfirmasi cacar monyet atau monkeypox di Indonesia berjumlah 14 kasus hingga 26 Oktober 2023.
Dari 14 kasus konfirmasi tersebut, 12 dilaporkan dari DKI Jakarta dan 2 kasus dari Tangerang.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan ada gejala spesifik yang membedakan cacar monyet dengan cacar air.
Yakni adanya pembengkakan kelenjar getah bening.
"Tapi yang spesifik untuk membedakan Mpox dengan cacar air adalah adanya limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening," ucap Maxi, (26/10/2023), dikutip dari laman Kemenkes.
Selain itu, penularan cacar air sangat cepat, sedangkan penularan monkeypox relatif lambat.
Baca juga: Tekan Penyebaran Cacar Monyet, DPRD DKI Jakarta Minta UKPD Gerakkan kembali Kader Lingkungan
Hal itu disampaikan oleh dr. Prasetyadi Mawardi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia.
"Mpox ini meskipun disebut penyakit menular, tapi risiko penularannya tidak mudah."
"Berbeda dengan cacar air yang penularannya sangat cepat, Mpox ini relatif lambat."
"Ini juga tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang," ungkapnya.
Gejala Cacar Monyet atau Monkeypox
Dari 14 kasus, 13 di antaranya adalah pasien bergejala dan 1 tidak bergejala.
Gejala cacar monyet pada pasien paling banyak berupa:
- Lesi pada kulit (ruam merah, krusta, bernanah) disertai demam atau ada pembengkakan kelenjar, terutama di bagian paha;
- Sakit menelan;