News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mutasi dan Promosi di TNI

Isu Maruli Simanjuntak Jadi KSAD dan Agus Subiyanto Calon Panglima TNI, TB Hasanuddin Beri Bocoran

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak dan KSAD Jenderal Agus Subiyanto. Bocoran soal calon Panglima TNI hingga isu Maruli Simanjuntak bakal menjadi KSAD.

TRIBUNNEWS.com - Menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhur Binsar Panjaitan, Letjen Maruli Simanjuntak, diisukan akan mengisi kursi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Agus Subiyanto.

Isu ini menguat seiring Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang akan segera memasuki masa pensiun pada 26 November 2024, mendatang.

Agus Subiyanto, yang baru saja dilantik sebagai KSAD pada Rabu (25/10/2023) lalu, dikabarkan akan menggantikan Yudo Margono.

Lalu, kursi KSAD bakal diisi oleh Maruli Simanjuntak yang kini menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Menanggapi isu tersebut, Maruli mengaku siap menjalankan setiap tugas yang diberikan kepadanya.

Baca juga: Jokowi Ajukan Nama Calon Panglima TNI Pengganti Yudo Margono ke DPR Siang Tadi

Sebagai seorang tentara, Maruli menegaskan dirinya harus tetap bekerja apapun keadaannya.

"Kalau tentara, ditunjuk enggak ditunjuk, harus bekerja terus," ujar Maruli di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (30/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Meski demikian, ia enggan berkomentar lebih jauh mengenai isu tersebut.

Kendati tidak membantah atau mengiyakan, Maruli meminta untuk dikonfirmasi langsung kepada pihak yang berwenang terkait isu dirinya menjadi KSAD.

Ia hanya menyebutkan penunjukan dirinya sebagai Pangkostrad pun terjadi secara tiba-tiba.

"Yang nunjuk bukan saya, jadi tanya yang nunjuk. Kalau saya ya enggak bisa tahu," kata dia.

"Dulu jadi Pangkostrad, tiba-tiba Pangkostrad, 'kan gitu. Di sini juga berdasarkan penilaian."

"Biasanya sudah dinilai baik, nanti dipanggil, di-brief, kenapa kita diangkat, gitu kira-kira," pungkas dia.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyerahkan Surat Presiden (Surpres) tentang usulan calon Panglima TNI pengganti Yudo Margono.

Surat tersebut sudah dikirimkan melalui Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, kepada Ketua DPR RI, Puan Maharani.

"Tadi siang sekitar jam 11.30 WIB, Pak Mensesneg telah menyampaikan secara langsung, Surpres terkait nama Panglima TNI pengganti Laksamana TNI Yudo Margono ke Ibu Ketua DPR," ungkap Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, Senin.

Tetapi, Ari tak mau membeberkan siapa nama calon pengganti Yudo.

Ia hanya memastikan nama tersebut akan diungkapkan oleh Puan.

TB Hasanuddin Beri Bocoran

Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/6/2023). (DOK. DPR RI)

Baca juga: Jenderal Agus Subiyanto Digadang Jadi Panglima TNI, Pengamat Beberkan Sosok Berpotensi sebagai KSAD

Terkait nama calon Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo Margono, anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mengaku tahu.

TB Hasanuddin mengatakan Surpres berisi nama calon Panglima TNI telah diterima oleh Komisi I.

Ia lantas mengaku mendapat informasi dari seorang pejabat Istana soal siapa yang akan menjabat sebagai Panglima TNI setelah Yudo pensiun.

Menurutnya, pengganti Yudo adalah KSAD saat ini, yaitu Jenderal Agus Subiyanto.

"Saya dapat informasi dari seorang pejabat tinggi Istana bahwa surpres itu dari Presiden sudah dikirim."

"Isinya itu adalah meminta persetujuan pengangkatan Panglima TNI. Calonnya itu adalah KSAD," kata TB Hasanuddin saat dikonfirmasi, Senin.

Lebih lanjut, TB Hasanuddin menjelaskan penunjukan Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI, tak melanggar aturan, meski baru saja dilantik sebagai KSAD pada 25 Oktober 2023.

Mengutip Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, TB Hasanuddin mengatakan syarat menjadi Panglima TNI adalah perwira aktif, sedang menjabat atau pernah menjadi kepala staf angkatan.

"Berdasarkan UU nomor 34 tahun 2004, bahwa Panglima TNI bisa diangkat dengan syarat, adalah perwira aktif, sedang menjabat atau pernah menjadi kepala staf angkatan."

"Di situ tidak ada klausal yang mengatakan baru berapa hari baru berapa minggu," beber dia.

"Tapi memang pernah atau sedang menjadi kepala staf angkatan. Tidak ada pembatasannya di situ."

"Jadi dilihat dari peraturan perundang-undangan tidak ada yang dilanggar," sambungnya.

Namun begitu, ia mengingatkan penunjukkan Agus Subiyanto tidaklah boleh terburu-buru.

Apalagi, kata dia, hanya demi mengejar pelaksanaan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: DPR: Nama Panglima TNI Pengganti Yudo Margono Kemungkinan Diusulkan Pemerintah Pekan Depan

"Masalahnya itu adalah jangan sampai jabatan ini diburu-buru hanya karena mau Pileh dan Pilpres."

"Itu kita harapkan seluruh prajurit TNI termasuk Panglima TNI harus tetap netral dan tidak terlihat politik praktis," pungkasnya.

Ketua Komisi I DPR RI: Calon Tunggal Sesuai Amanah UU

Berbeda dari TB Hasanuddin, Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, enggan membenarkan apakah calon pengganti Yudo Margono adalah Agus Subiyanto.

Meutya hanya mengatakan pihaknya telah menerima Surpres berisikan nama calon Panglima TNI.

Soal siapa calonnya, ia mengatakan bakal disampaikan oleh Ketua DPR RI.

Meutya memastikan Surpres berisikan calon tunggal, sesuai amanah undang-undang.

"Nama nanti akan disampaikan Ibu Ketua DPR ya. Calon tunggal sesuai amanah UU," kata Meutya kepada awak media, Senin.

Pengamat: Jika Maruli Jadi KSAD, akan Ganggu Regenerasi AD

Panglima Kostrad Letjen Maruli Simanjuntak menemui Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Senin, (30/10/2023). (Tribunnews/Taufik Ismail)

Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai masih banyak sosok lain yang dianggapnya berpotensi menjadi KSAD, selain Maruli Simanjuntak.

Sosok-sosok tersebut adalah para perwira tinggi (pati) lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1989-1992.

Mereka yang lulus tahun 1989 di antaranya adalah Dankodiklat TNI, Letjen Eko Margiyono; Komandan Pusterad, Letjen Teguh Muji Angkasa; dan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Letjen Rudianto.

"Dari generasi Akmil 90-an ada nama Sesmenko Polhukam, Letjen Teguh Pujo Rumekso (peraih Adhi Makaysa Akmil 91/seangkatan dengan Agus Subiyanto); Koorsahli KSAD, Letjen I Nyoman Cantiasa (Adhi Makayasa Akmil 1990); Pangkogabwilhan III, Letjen Richard Tampubolon (Akmil tahun 1992); dan ada juga nama Pangkostrad Maruli Simanjuntak (Akmil 92)," beber Khairul kepada Tribunnews.com, Senin.

Karena itu, Khairul berpendapat, apabila Maruli menjadi KSAD, maka hal tersebut bisa mengganggu regenerasi AD.

Baca juga: BREAKING NEWS: DPR Sudah Terima Surat Presiden Soal Pergantian Panglima TNI

Alasannya, Maruli yang juga lulusan Akmil tahun 1992, masih lama masa aktifnya.

Maruli masih akan memasuki masa pensiun pada Februari 2028.

"Nah untuk nama terakhir (Letjen Maruli), meski banyak pihak mengakui bahwa peluangnya sangat besar."

"Namun, masa aktifnya dianggap terlalu lama dan bisa memengaruhi proses regenerasi jika menduduki posisi KSAD dalam waktu dekat," tutur Khairul.

Khairul Fahmi juga sempat bicara soal Agus Subiyanto yang dianggap sebagai calon potensial Panglima TNI.

Khairul menyetujui hal tersebut karena menurutnya, ada dua alasan yang membuat Agus berpotensi kuat menggantikan Yudo Margono.

Faktor pertama adalah kedekatan dengan Presiden Jokowi, sedangkan yang kedua, masa pensiun yang lebih lama dibanding kepala staf lainnya.

"Jadi ya harus diakui bahwa rekam jejak kedekatan dengan Presiden dan masa aktif yang lebih panjang, telah menghadirkan peluang lebih besar bagi KSAD baru, Jenderal Agus Subiyanto untuk menjadi Panglima TNI berikutnya," kata Khairul.

Selain itu, kata Khairul, faktor sejarah di mana sejak era Reformasi, tidak ada Panglima TNI yang berasal dari matra yang sama secara berturut-turut meski ada pengecualian ketika Jenderal Moeldoko digantikan oleh Jenderal Gatot Noermantyo pada 2015.

Seperti diketahui, mereka sama-sama berasal dari matra yang sama yaitu Angkatan Darat (AD).

"Apalagi, pada masa reformasi, kecuali Jenderal Moeldoko yang digantikan oleh Jenderal Gatot Noermantyo, belum pernah ada Panglima TNI berturut-turut dari matra yang sama," tandas dia.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Taufik Ismail/Igman Ibrahim/Yohanes Liestyo, Kompas.com/Ardito Ramadhan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini