Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek telah memprakarsai program Pemajuan Kebudayaan Desa sejak tahun 2021.
Kemendikbudristek menggelar Festival Lahar Polo Pendem sebagai bagian dari Program Pemajuan Kebudayaan Desa dan rangkaian even Galang Gerak Budaya Tapal Kuda, di Desa Kandangan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kegiatan ini diselenggarakan pada 14 sampai 15 November 2023 yang terdiri dari kegiatan workshop pengolahan polo pendem sebagai makanan alternatif pengganti beras, pertunjukan seni, pasar jajanan tradisional, dan arak-arakan jolen.
Jolen akronim dari "Ojo Kelalen", adalah bentuk gunungan atau tumpeng besar yang diarak oleh warga desa.
"Ketahanan pangan merupakan unsur penting untuk memobilisasi segenap pemikiran, ide dan gagasan pemajuan kebudayaan desa untuk menjawab masalah global krisis pangan," ujar Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti dalam keterangan yang diterima, Rabu (15/11/2023).
Kegiatan ini melibatkan peran serta generasi muda dan seluruh masyarakat desa yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, penggiat budaya desa, ibu-ibu PKK, pengusaha, petani, dan warga masyarakat antar desa.
Festival Lahar Polo pendem ini adalah salah satu bentuk dari dari komitmen Desa Kandangan dalam hal ketahanan pangan.
Ketahanan pangan merupakan unsur penting untuk memobilisasi segenap pemikiran, ide dan gagasan pemajuan kebudayaan desa untuk menjawab masalah global krisis pangan.
Pada tahun ketiga ini, Program Pemajuan kebudayaan Desa difokuskan pada tahap pemanfaatan potensi desa yang erat kaitannya dengan ketahanan pangan.
Di wilayah tapal kuda Jawa Timur, fasilitasi diberikan kepada desa-desa yang memiliki komitmen dalam hal ketahanan pangan yaitu Desa Kandangan di Kabupaten Lumajang , Desa Klungkung di Kabupaten Jember, Desa Bugemen di Kabupeten Situbondo, dan Desa Kemiren di Kabupaten Banyuwangi.
Baca juga: Kemendikbudristek Dorong Keberlanjutan Talenta Riset di Indonesia
Selain itu, di tahun 2023 ini Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan akan memfasilitasi sebanyak 230 desa di seluruh Indonesia untuk melaksanakan penyusunan DPKD (Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa). (*)