Selepas peristiwa kecelakaan itu, TNI AU memilih menghentikan sementara operasional penerbangan Skadron Udara 21.
Pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada pesawat Super Tucano.
"Untuk sementara, tidak ada penerbangan skadron. Sesuai prosedur kecelakaan seperti itu, jadi kami periksa (keseluruhan) pesawat," ucap Agung.
Agung juga meminta warga yang berada di sekitar lokasi untuk tidak membawa puing-puing pesawat.
"Kami mengimbau apabila menemukan bagian dari pesawat, jangan dibawa atau dipindahkan," kata dia.
"Apabila menemukan, tolong informasikan lalu difoto letaknya di mana, kemudian beri tahu tim gabungan yang ada di lokasi. Tim akan datang, karena itu sangat dibutuhkan untuk penyelidikan," katanya menambahkan.
Baca juga: Sosok 4 Perwira TNI AU Gugur dalam Insiden Pesawat Jatuh di Pasuruan
EMB-314 Super Tucano adalah pesawat latih lanjut dengan berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat antiperang gerilya.
Adanya kemampuan itu membut pesawat tersebut bisa mendukung misi-misi pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontak.
Pada tahun 2012 TNI AU membeli 16 pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil itu dan ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh.
Belasan pesawat itu menggantikan pesawat OV-10 F Bronco yang dipensiunkan karena sudah tua.
Saksi mata menangis
Beberapa warga Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, menjadi saksi kecelakaan pesawat itu.
Salah satu pesawat jatuh menabrak bukit yang berada di dekat ladang warga.
Sukastini, salah satu saksi di Keduwung, mengaku sedang beraktivitas di ladang bersama warga lainnya kala kecelakaan itu terjadi.