TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua KPK Periode 2011-2015 Abraham Samad mengaku khawatir komisioner KPK lain juga ikut terlibat dalam kasus dugaan pemerasan terhadap pihak yang sedang berperkara.
Abraham curiga Ketua KPK Firli Bahuri tidak bermain sendiri dalam tindakan kotor ini.
Oleh sebab itu, penetepan Firli sebagai tersangka menjadi momentum bagi KPK untuk membersihkan diri dari para pegawai yang nakal.
"Momentum ini adalah momentum untuk membersihkan KPK dari penjahat-penjahat yang berada dan bercokol di dalamnya yang selama ini merusak marwah pemberantasan korupsi dan merusak kelembagaan KPK."
"Oleh karena itu kita tahu Firli tidak akan mungkin main seorang diri," kata Abraham di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Abraham berharap polisi dapat membongkar kasus ini hingga ke akarnya.
Baca juga: Firli Bahuri Jadi Tersangka, Wakil Ketua KPK Mengaku Tidak Malu Karena Belum Terbukti
Termasuk membongkar siapa saja yang terlibat selain Firli, baik dalam kasus pemerasan maupun gratifikasi.
"Maka menjadi tugas kepolisian untuk membongkar siapa-siapa saja yang terlibat selain Firli."
"Kita khawatir ada unsur komisioner lain yang terlibat kasus-kasus pemerasan, gratifikasi. Oleh karena itu momen ini untuk membersihkan KPK," ujarnya.
Abraham meminta kepolisian dalam hal ini Polda Metro Jaya untuk segera ikut memanggil dan memeriksa pimpinan KPK lainnya.
Khususnya, mereka yang kerap di garda depan membela Firli Bahuri.
"Polisi tidak boleh sampai di situ saja, karena tadi nyata-nyata Alex Marwata bilang tidak ada kesalahan, maka polisi juga harus memanggil orang yang bernama Alex Marwata dan komisioner lainnya untuk segera diperiksa," kata Abraham.
Tujuan pemanggilan tersebut dalam upaya membuka kasus secara terang benderang, bukan hanya pelaku tapi juga mereka yang terkait.
Wakil Ketua KPK Mengaku Tak Malu Firli Jadi Tersangka
Wakil Ketua KPK Alexander Mawarta mengaku tak merasa malu dan tak perlu meminta maaf atas kasus Filri Bahuri.
Alex menilai kasus hukum yang menjerat Firli belum inkrah atau berkekuatan hukum tetap.
"Apakah kami malu? Saya pribadi tidak. Karena apa? Ini belum terbukti, belum terbukti," kata Alex kepada wartawan, Kamis (23/11/2023).
Alex juga tak khawatir dengan penilaian masyarakat terhadap KPK terkait status Firli sebagai tersangka.
"Masih ada tahap penuntutan dan pembuktian di persidangan, itu yang teman-teman harus kawal, monitor, ikuti bagaimana proses ini berjalan di Polda, tidak berhenti di sini. Tidak berhenti pada penetapan tersangka," katanya.
Alex Marwata juga menjelaskan KPK bakal memberikan bantuan hukum kepada Firli Bahuri yang menjadi tersangka.
"Yang jelas Pak Firli masih sebagai pegawai KPK, jadi tentu saja dalam menjalankan tugas dan kewajibannya yang bersangkutan berhak mendapatkan bantuan hukum," ujarnya.
Baca juga: Firli Bahuri Jadi Tersangka, Wakil Ketua KPK Mengaku Tidak Malu Karena Belum Terbukti
Sebelumnya, Firli Bahuri ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap Eks Mentan, Syahrul Yasin Limpo.
Dugaan pemerasan itu terjadi saat KPK menangani perkara korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2020-2023.
Penetapan tersangka kepada Firli Bahuri dilakukan Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya usai melakukan gelar perkara, Rabu (22/11/2023).
Selain sangkaan pemerasan, Polda Metro Jaya juga menjerat Firli dengan pasal suap dan gratifikasi.
Dalam kasus ini, Firli dijerat dengan Pasal 12 huruf e atau Pasal 12 huruf B, atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagimana telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 65 KUHP.
Ia terancam hukuman paling singkat empat tahun hingga seumur hidup.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Ilham Rian Pratama)