News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Firli Bahuri Terjerat Kasus Korupsi

Tiba di Bareskrim Polri, Firli Bahuri Pilih Bungkam sebelum Diperiksa Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (6/12/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (6/12/2023). 

Pantauan Tribunnews.com, Firli Bahuri tiba sekitar pukul 09.15 WIB. 

Firli Bahuri tampak hadir mengenakan kemeja biru gelap dilengkapi masker putih yang menutupi wajahnya. 

Ia tiba dengan dikawal pengawalnya yang mengenakan kemeja lengan panjang berwarna abu-abu. 

Tanpa berkata apapun ia langsung masuk ke dalam gedung Bareskrim Polri. 

Firli hanya melambaikan tangan ke awak media sambil berlalu menuju pintu utama gedung Bareskrim Polri.

Baca juga: Mobil Polisi Tinggalkan Lokasi Penggeledahan Diduga Apartemen Firli Bahuri di Darmawangsa

Ini merupakan kali kedua Firli datang untuk diperiksa sebagai tersangka oleh tim penyidik gabungan Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri.

Sebelumnya, Firli telah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka pada Jumat (1/12/2023) lalu.

Diketahui, sebanyak 40 pertanyaan ditujukan kepada Firli dalam pemeriksaan tersebut. 

Namun, setelah pemeriksaan tersebut, Firli belum juga ditahan.

Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Arief Adiharsa membeberkan alasan Firli belum ditahan.

Ia mengatakan, penahanan terhadap Firli itu belum diperlukan hingga saat ini.

"(Penahanan Firli Bahuri) Belum diperlukan," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Arief Adiharsa saat dihubungi, Jumat (1/12/2023) malam.

Polda Metro Jaya Cekal Firli Bahuri ke Luar Negeri

(Kiri) Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak saat mengumumkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Polda Metro Jaya,  Rabu (12/11/2023) dan (kanan) Firli Bahuri bersembunyi di balik tas dalam mobilnya usai diperiksa sebagai saksi terlapor kasusnya di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/11/2023). - Firli Bahuri diperiksa kembali oleh polisi sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo hari ini, Rabu (6/12/2023). (Kolase Tribunnews.com/Kompas.com)

Meski belum ditahan, Firli Bahuri telah dicekal untuk bepergian ke luar negeri.

Penyidik telah mengirimkan surat pencegahan Firli ke luar negeri ke Ditjen Imigrasi Kemenkumham RI pada Jumat (24/112023) lalu. 

"Terkait dengan permohonan pencegahan ke luar negeri atas nama tersangka FB selaku Ketua KPK RI untuk 20 hari ke depan, untuk kepentingan penyidikan yang saat ini sedang dilakukan penyidikannya oleh penyidik," ucap Direktur Resrse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak.

Selain Firli, kepolisian juga akan memeriksa empat pimpinan KPK, hingga para sejumlah saksi, termasuk SYL sendiri guna melengkapi proses penyidikan.

Polisi telah menyita sejumalh barang bukti terkait kasus ini. 

Terbaru, penyidik dikabarkan juga telah menggeledah kamar apartemen diduga milik Firli Bahuri.

Adapun penggeledahan dilakukan di salah satu kamar di lantai 25 East Tower Apartemen Darmawangsa Essence, Jakarta Selatan pada Selasa (5/12/2023) siang. 

Sebagaimana diketahui, Firli ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (22/11/2023) malam oleh Polda Metro Jaya.

Selain ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terhadap SYL, Firli juga terjerat pasal gratifikasi dan suap.

Penetapan tersangka ini dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara seusai melakukan langkah-langkah dalam proses penyidikan.

Firli terbukti melakukan pemerasan dalam kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).

Adapun dalam kasus ini pasal yang dipersangkakan yakni Pasal 12 huruf e atau Pasal 12 huruf B, atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagimana telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 65 KUHP.

Firli terancam pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun, serta pidana denda paling sedikit Rp200 juta dan paling banyak Rp1 miliar.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Ashri Fadilla/Abdi Ryanda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini