Gede mengaku pernah bertanya kepada Rizal Ramli, suatu hal yang berhubungan dengan ideologi ekonomi.
“Apakah Abang seorang Keynesian?” tanya Gede saat itu.
“Saya lebih ke Schumpeterian, Gede,” jawab Rizal Ramli saat itu.
Seperti diketahui, Keynes adalah bapak dari ilmu makro ekonomi.
Sedangkan Schumpeter adalah ekonom Eropa yang menyumbang pemikiran tentang “Destruksi Kreatif”.
Neoklasik, biasa pria yang kerap disapa sebagai Bang RR ini menyebut neoliberal, bukan pemikiran yang sekubu dengan barisannya.
Maka kerap terlihat bagaimana gigihnya Rizal Ramli di berbagai kesempatan mengkritisi paham neoliberal, dan para juru bicara paham ini di dalam negeri tentunya.
Jadi kalau ada yang pernah menonton di televisi, Rizal ramli seperti mengkritik pejabat.
Menurut Gede, itu bukan karena dirinya memiliki masalah dengan sosok pribadi pejabat itu.
Tetapi yang dikritik adalah kebijakan yang dihasilkannya, bukan orangnya.
Semisal dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, sama sekali tidak ada masalah pribadi. Atau dengan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, jelas mereka berdua adalah teman lama yang akrab.
"Bang RR kerap bercerita, bahwa dia sangat sering mendapatkan pesan WA dari Menko Luhut. Meskipun bila di depan publik keduanya tampak berpolemik keras," ujarnya.
Dalam kesempatan lain, Rizal Ramli ingin dijuluki sebagai orang pergerakan.
Dia bermimpi nilai-nilai para pejuang di era Revolusi Kemerdekaan tahun 1945 menjadi teladan bagi para politisi di era sekarang.
"Yang sayangnya kita saksikan kenyataannya masih sangat jauh dari mimpinya tersebut."