Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak hanya untuk masyarakat di Gaza ataupun negara lain yang mengalami bencana, masyarakat Indonesia juga memiliki kepedulian untuk membantu masyarakat di negara miskin dan menderita kelaparan di kawasan Asia Timur.
Difasilitasi oleh lembaga sosial kemanusiaan, masyarakat memberikan bantuan program bantuan pangan untuk warga miskin atau para dhuafa di Kenya yang merupakan korban bencana kelaparan.
Bantuan pangan berupa sembako tersebut merupakan hasil penggalangan dana yang dikumpulkan dari masyarakat Indonesia melalui lembaga kemanusiaan Internasional Networking for Humanitarian (INH).
Baca juga: 50 persen Warga Israel Menolak Pertukaran Tahanan, 72 Persen Ingin Tolak Bantuan ke Gaza
INH dan lembaga mitranya di Kenya yaitu Mrash Community Develomeny (MCD) Kenya telah menyalurkan program bantuan pangan untuk warga miskin atau para dhuafa.
Azis Masoud, pelaksana lapangan program bantuan pangan tersebut menjelaskan, distribusi bantuan pangan itu disalurkan di desa miskin dimana banyak warganya yang hidup dalam kesusahan.
"Kita distribusikan bantuan dari Masyarakat Indonesia melalui INH di Taita Taveta county, Voi District, dengan total sebanyak 46 keluarga yang menerima manfaat bantuan tersebut," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/2/2024).
Adapun jenis bantuan berupa paket sembako diantaranya beras 10 kilogram, gula 2 kilo, tepung terigu 2 kilo, minyak sayur 1 liter dan unga sebesar 10 kilogram.
"Satu paket sembako yang kami bagikan senilai 3.000 Shilling Uganda atau setara dengan Rp300 ribu rupiah dan penerima manfaat sangat senang dan berterimakasih kepada masyarakat Indonesia yang memiliki kepedulian sangat luar biasa pada masyarakat di Kenya," tutupnya.
Ibnu Hafidz Manager Program INH mengatakan, sejumlah negara di Afrika yang menjadi fokus lembaga kemanusiaan ini dalam menyasar bantuan baik yang bersifat bantuan pangan, maupun bantuan lainya seperti pembangunan masjid, pembangunan sumur maupun Al-Quran.
Kenya merupakan salah satu negara yang menjadi landing program INH, karena meski negara tersebut menjadi salah satu negara yang berkembang di Afrika Timur, tingkat kemiskinan masih terbilang tinggi.
"Data African Development Bank Group, saat ini, 46 persen dari total 53 juta penduduk hidup dengan pendapatan kurang dari US$1 per hari dan merupakan negara terpadat ketujuh di Afrika," kata Ibnu.