Di IKN, Anas menjelaskan bahwa penerapan shared services berupa pusat pelayanan berbagi pakai yang efektif dilakukan melalui penerapan sistem kerja yang fleksibel dan kolaboratif didukung penerapan shared office, shared system serta fasilitas pendukung kerja dan mobilitas yang memadai. Penerapan shared office, yaitu pengelolaan fasilitas gedung dan bangunan secara terpadu, dengan pemanfaatan secara bersama dengan menyediakan co-working space bagi ASN maupun tamu.
Baca juga: Begini Tahapan Pemindahan ASN ke IKN, Ada Unit Kerja yang Masuk Prioritas Awal
Sementara itu, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono memastikan sekitar dua bulan lagi akan dilakukan pembukaan pusat riset (riset center) milik Universitas Stanford di IKN.
“Kira-kira dua bulan lagi Stanford akan buka riset center-nya di sana (di IKN),” ujar Bambang.
Untuk diketahui, riset center ini akan dibuka oleh Stanford Doerr School of Sustainability, yang ada di bawah naungan Stanford University.
Kehadiran pusat riset ini sudah dipastikan usai perguruan tinggi asal AS tersebut menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan Otorita IKN di California tahun 2023 lalu.
Pemerintah telah menyediakan lahan seluas tiga hektar untuk pembangunan pusat riset Stanford tersebut.
Pusat riset tersebut akan berlokasi di kawasan inti IKN dan pembangunannya dilakukan oleh alumni Stanford. Setelah pusat riset dibangun, Stanford yang akan mengisinya dengan aktivitas riset.
Riset yang dilakukan di pusat riset Stanford berkaitan dengan pengelolaan air, sustainable urban development, robotic, dan berbagai hal lainnya.
Selain Stanford, beberapa perguruan tinggi luar negeri lainnya juga berencana membangun pusat riset di IKN.
Perguruan tinggi tersebut meliputi tiga universitas asal Belanda yakni Delft University, Erasmus University, dan salah satu kampus di Rotterdam.(Tribun Network/kps/nis/wly)