إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلاَ تَصُوْمُوْا
“Jika sudah datang separuh Bulan Sya’ban, maka janganlah berpuasa”.
Meskipun demikian, namun para ulama’ masih membolehkan puasa-puasa sunah yang dianjurkan setelah Nisfu Sya’ban, misalnya berpuasa Hari Senin, berpuasa Hari Kamis, dan lain sebagainya.
2. Istighfar
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar, memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah diperbuat.
Sebab, manusia tidak pernah lepas dari suatu kesalahan, perbuatan dosa, dan kemaksiatan.
3. Sholat sunnah di malam Nisfu Syaban
Nisyfu Syaban merupakan hari atau malam pertengahan bulan Syaban, yakni pada 15 Syaban.
Artinya malam Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 14 Syaban malam.
Berdasarkan kalender Hijriah Kemenag, malam Nisfu Syaban jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Pada bulan ini, umat Islam dapat memperbanyak amalan dengan berpuasa dan menunaikan shalat malam. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadits berikut:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
Artinya: “Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas).” (HR. Ibnu Majah)
(Tribunnews.com, Widya)