“Persoalan angleb kami masih menunggu rencanaa dari kementerian terkait,” ucap
Asmoro.
Asmoro menambahkan potensi kenaikan trafik akan terjadi dibandingkan tahun
2023.
Menurutnya, season nataru ataupun libur panjang mudik selalu memberikan dampak
lonjakan penumpang.
“Kami koordinasi kembali dengan maskapai. Harapannya Garuda dan Citilink juga
menyediakan extra flight,” pungkasnya.
AP II telah membuat prognosa target trafik penumpang psa tahum 2024 sebanyak
91,08 juta atau naik 114 persen dibandingkan tahun 2023.
Domestik flight masih didominasi tujuan Bali sebanyak 5.017.645 penumpang
sedangkan international flight terbanyak ke Singapura dengan jumlah 3.036.273
penumpang.
Profit Tipis
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra memaparkan
kondisi perekonomian yang tertekan membuat biaya operasional maskapai naik.
Irfan menyebut, profit industri penerbangan kian tipis.
Menurutnya, aspek keamanan dan kepentingan konsumen mesti diatur tetapi tarif
tidak dibatasi.
“Saya setuju safety itu diregulate, kepentingan konsumen itu diregulasi tapi kalau
komersial diregulate kita bisa apa? Ongkos meningkat, avtur meningkat, exchange
rate meningkat, dolar dari pengoperasian pesawat meningkat,” ucapnya di Kantor
Kemenhub, Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024)
Irfan mengingatkan biaya industri maskapai mahal sedang pengguna angkutan
penerbangan kurang lebih hanya 10 persen dari total jumlah penduduk.
Sehingga bisa disimpulkan maskapai apapun pasti keuntungan yang diperoleh
sedikit.
Jumlahnya hanya single digit alias Cuma satu digit maka mau tidak mau tarif
pesawat meningkat